Jhidan Malingi
katax tdak ada bisa lepas dari hukum, tapi toh kenyataanx tidak sama pa yang di utarakan oleh para penegak hukum,para pelanggar masih merajalela di negeri ini,baik di penegak hukum itu sndri maupun pada oknum2 trsebut,,,tapi nyatanya mereka bisa lolos walaupun udah terbukti kejahatanx......sungguh aneh hukum di negeri ini....penegak hikum tu sndri sndri yang melanggar hukum,sungguh ironi sekali,,,,,,dan kasus di negeri ini bisa di bilang hukum sebab akibat or lingkaran setan.......
Zuraid Sape Bima
Menanggapi pertanyaan @ARI CUEQ AJALAH, walaupun namanya cueq ajalah tapi punya pertanyaan yang cukup bagus beberapa hari yang lalu dan mengikuti isi percakapan kita dimedia ini, maka saya coba megusulkan kepada pengelola Group ini Bung Micky, kira-kira mungkin ini Visi dan Misi kita….. mudah-mudahan dari teman-teman lainnya bisa lebih bagus lagi…ayo tunjukan kreatifitasnya !
VISI :
Cerdas dan Kritis Berpikir, Kreatif Memanfaatkan Media Internet, Kompetitif dalam materi dan penyajian komunikasi, hiburan dan informasi.
MISI :
1. Bima Institute memperhatikan keseimbangan tanggungjawab sosial, ekonomi, politik dan meningkatkan kecerdasan kita dalam menyelasikan masalah.
2. Bima Institute menjadi pilihan Generasi Intelektual dan Masyarakat Bima baik yang berada diluar Bima ataupun berada di luar Bima Untuk saling bertegus sapa, menyampaikan ide, bertukar informasi untuk pembangunan Dou Labo Dana
Cinta Damai
MASYARAKAT ADAT dan KEBANGSAAN
TERNYATA tidaklah mudah menata ulang identitas suatu bangsa, terlebih ketika jejak historis bagaimana dan di mana hulu kebangsaan itu muncul makin kabur dan sayup. Rumitnya lagi, di tengah itu semua selalu muncul keinginan untuk menata ulang kesadaran ihwal sebuah bangsa dengan identitas yang berhulu dari apa yang sesungguhnya telah lama ada, ...setelah berbagai pilihan dilakukan dan ternyata tak pernah bisa menjawab kekinian. Alih-alih memberi jawaban pada identitas, berbagai pilihan itu justru membuat bangsa ini mengalienasi sejarah dirinya sendiri. Bangsa ini akhirnya hidup dalam identitas yang tak berakar sekaligus tak berpucuk.
Kembali menoleh pada masyarakat adat demi memaknai identitas kebangsaan mungkin tak ubahnya sebuah tamsil ihwal ziarah waktu yang jauh dan tak mudah. Cara pandang terhadap masyarakat adat senantiasa dibebani oleh cara pandang tentang masa lalu yang kolot dan lapuk, sistem nilai yang irasional, dan anggapan ketidakmampuan mereka mengikuti perubahan. Belum lagi kebijakan politik negara yang melabeli mereka sebagai suku terasing.
Oleh karena itulah, menoleh kembali pada masyarakat adat demi memaknai identitas kebangsaan sesungguhnya mengharuskan banyak orang mengenali identitas masyarakat adat itu sendiri seraya melepaskan godaan untuk mendefinisikan mereka menurut definisi tertentu yang selama ini diimani. Termasuk dalam mengimani waktu. Spirit dan filosofi waktu dalam sistem nilai masyarakat adat mestilah disendirikan dari bagaimana modernitas selama ini mengajarkannya. Dan inilah yang dimaknai oleh W.S. Rendra dengan ungkapannya, "Kemarin dan esok adalah hari ini". Waktu dalam ruang yang mengalir menjadi identitas kebersatuan.
Cinta Damai
SUKMAKU DI TANAH MAKASSAR
Sukmaku di tanah Makassar
Negeri Bayang-bayang
Negeri timur matahari terbit
Gunung-gunung perkasa
... Lembah-lembah menganga
Pohon-pohon purba
Kuburan-kuburan tua
Di dalam kelambu penuh dupa
Berhadap-hadapanlah dengan Dewata
Dengan Berlapis-lapis pakaian sutera
Musik dan tari saling berlaga
Sukmaku di tanah Makassar
Memburu anoadi rimba belantara
Menangkap kupu-kupu di tebing-tebing terjal
Mengejar derai-derai daunan basah
Memanjat pohon-pohon lontar
Dibawah naungannya bertempat gelanggang sabungan ayam
Dibelakang sekian gumam sinrili siap membunuh kekecewaan
Dengan badik dan tukul besi
Sukmaku di tanah Makassar
bersayap angin mammiri bersiul membelai kota dengan nilai-nilai
Menunggang kuda jantan dengan lari kencang
membawa impian ke garis kemenangan
Kerikil-kerikil merah bermukim gemerincing
Pasir putih membentang panjang berkilauan
Sukmaku ditanah Makassar
Bersampan pinisi dengan layar daun lontar
Dengan panji-panji sutera warna-warni
Mengejar debu ombak menjilat lekuk gelombang
Menyelam ke rahang-rahang menyunting kerang
Mentyelam ke dasar tasik memetik mutiara
Sukmaku ditanah Makassar
Ke mana pun aku pergi
Dimanapun aku melambai
Gadis-gadis pakaeran selalu menyanyi, menari di hatiku
Selamat tinggal puncak Lompobattang
Selamat tinggal hulu Jeneberang
Selamat tinggal Kampung Galesong
Selamat tinggal Pantai Barombong
Selamat tinggal Pulau Kodingareng
Selamat Tinggal Karaeng
Sukmaku di tanah Makassar
Mengeja I Buri mengejar juku eja
Mengejar debur ombak menjilat lekuk gelombang
Sukmaku di tanah Makassar
Melengking bersama pui-pui
Merancak bersama parappasa
Mengemuruh bersama pakkanjara
Sukmaku ditanah Makassar
Meski Malino tidak berpohon lagi
Meski Jeneponto tidak berkuda lagi
Meski Losari tidak berair lagi
Meski Somba Opu tidak berpuing lagi
Sukmaku ditanah Makassar
Sukmaku ditanah Makassar
Sungguh Karaeng
Meski kita berpisah beribu gelombang
Puisi By: Asia Ramli Prapanca
Ibnu Abbas
yang manakah yang lebih baik antara kita bangga jadi orang Bima atau Bima bangga krn adanya kita, ayo dipilih.........dipilih..........
Willy Santay
Jangan perna berfikir ntuk merubah peraturan yg ada di indonesia, tp coba kita berfikir sjenak adakh peraturan yg lebih bagus dr peraturan dan hukum2 indonesia(demokrasi) yg mau kita tegakkan di negara ini...............,timbul pertanyaan......
Faruq Ada Tiada
teman saya bilang bahwa hidup adalah pilihan....., sypun menarik nafas sejenak kemudian sy bertanya apakah yang harus dipilih....?
Faruq Ada Tiada
Kegagalan hukum modern dalam menyelesaikan persoalan di Indonesia
disebabkan karena hukum modern lebih memperhatikan perlindungan
kemerdekaan individu daripada sebagai pengantar keadilan. Maka tak heran
apabila pada hukum yang diutamakan struktur yang jelas, prosedural dan rigid.
Ayah Nadhir
Kurikulum Kewirausahaan di Kampus Perlukah? Agar muncul enterpreneur muda dari kalangan kampus, sekaligus mengubah orientasi sebagian orang untuk tidak hanya mengejar PNS...Usulan ini mulai dibincangkan di media, setelah ide itu dikemukaan Ketua KADIN Kota Bima, Syarifudin, SH.
FB : Group Bima Institute 2011
Minggu, 17 April 2011
Cerber BI : Bukti Cinta Putera & Puteri Sang Bima 5
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar