- Memory BI : Januari 2011 Bagian IX
Umar Ali
Sayang ya, hati ini menjadi miris mana kala mencermati perilaku dan perjuangan (oknum ) guru mendapatkan sertifikasi justeru " diakali " oleh sebagian guru dgn sertifikasi pelatihan "aspal", seminar " bodong ", plagiasi karya ilmiah hingga penyusunan angka kredit fiktif...
Zuraid Sape Bima
Membagi Pengalaman Pribadi (terinspirasi dari Pengalaman Nur Rahmah hari ini).
Alkisah jaman dahulu kala.....wk wk wk (biar dramatis dikit....)
Buan Oktober 1993 tglnya lupa pertama kali menginjakan kaki di Kota Jakarta
tepatnya terminal Bis Pulo Gadung. satu bis dengan saya ada salah seorang
Pegawai Pemda Kab. Bima dikirim ke Jakarta khusus pelatihan Komputer
itu saya tau dari percakapan dia dengan salah seorang yang menjemputnya
di Pulogadung, karena bisingnya suara mobil terdengar dia dikirim ke Jakarta
untuk pelatihan Bikin Kompor. Aku penasaran kok pemda kirim Pegawainya
ke Jakarta untuk belajar bikin kompor ? di bima atw mataram juga ada. Dgn
penuh pensaran aku coba bertanya "Pak kok Pemda kirim Bapak cuman untuk
belajar buat kompor untuk apa pak ?, saya diketawain sambil dia nanya Mbojo
Be Nggomi, aku jawab Sape tambah ngakak dia sambil ngeledek ; mboto lalo
ngahamu uta roke nggomike (waktu itu memang lagi musim uta roke) belajar
Komputer bukan Kompor, Bade komputer ro sambil ketawa dia berkata sudah
jangan dipikirin ntar pusing. Saya malu sekali waktu itu "mungkin itu juga yang
dirasakan Nur Rahmah hari ini". Tapi justru itulah yang membuka pikiran saya
wah berarti di Bima masih kurang banyak yang bisa Komputer sebelum lamar
Kerja dipabrik mendingan belajar/kursus komputer dulu aja. Singkatnya bulan
Desember 1993 saya ketemu salah satu Pimpinan Muhammadiyah Cabang
Matraman Jakarta Timur yang juga Direktur Lembaga Kursur Komputer LPKMM
beliau adalah teman kulia Paman Saya dulu di ASI Mbojo (PGA) titelnya BA.
Saya ditawari bukan hanya belajar tapi kerja di LPKMM sbgai Cleaning Service
(bahasa orang bule) alias Tukang Sapu dan diberi 1 ruangan 3 x 4 m untuk
istirahat dan tidur. Saat kosong ruang kursus saya manfaatkan untuk belajar
dengan modal modul/diktat saya beli Disket (dulu besar & Tipis kaya kue dadar
bima) untuk DOS, WS & LOTUS karena saya lebih sering praktek dan rasa ingin
bisa yang kursuspun ketinggalan jauh pintarnya dr saya tapi cuman prakteknya
tapi teorinya saya boleh dikatakan belum bisa. Makanya SATPAM/Penjaga sring
ngeledek saya lo belajar gimana kalau lo gak tau DOS, WS LOTUS itu apa dan
Fungsinya Untuk apa mana bisa jadi modal mencari kerja yang lebih baik kalau
gitu terus ya jadi tukang sapu seumur idup dan itu Benar sekali, tiap kali ikut
test akademik lowongan kerja saya gagal terus. Sampai suatu saat di Lingkungn
Perguruan Muhammadiyah Cabang Matraman menggunakan Sistem Absen elek
tronik yang terhubung dengan komputer. Sayapun naik pangkat dari megang
sapu menjadi megang keyboard komputer saya dapat kesempatan belajar service
dan perakitan 1995 diangkat jadi pegawai tetap tahun 2000 mantan teman
yang kursusu komputer meminta saya pindah ke Pemda Bekasi untuk membantu
dia sebagai tim IT data base peserta EBTANAS dan Alhamdulillah sampai
sekarang.
Yang ingin saya sampaikan dari pengalaman di atas adalah Jangan Cemoohan
atapun ledekan orang itu jadi kita merasa minder atau kecil hati, Justru jadikan
sebagai pemicu semangat kita.....!
Semoga pengalaman saya ini berguna bagi adik-adiku yang sedang berjihad/
menuntut ilmu dimanapun berada.....amin.....
Sarif Satu Mpat
Sekarang realisasi dari tindakan serta peran para Komite Sekolah dilihat dari aspek sejauhmana kita dapat memberikan konsep anggaran bagi pembangunan pendidikan. komite sekolah bukan hanya sebuah komunitas atas kelompok dari orang tua murid saja akan tetapi harus menjadi pilar kokoh dalam mengantisipasi penyelewengan dana pembangunan sekolah ataupun yang lainnya. karena ini sudah banyak terjadi, kalo kata saya ne namanya korupsi berjamaah.maka dari itu kita harus mulai dari hal terkecil dulu..,gimana menurut anda???
Ncuhi Dewa
ketika demokrasi menjadi omong kosong, ketika pendidikan hanya menjadi bisnis, ketika lapangan kerja ditentukan modal asing, ketika buruh terhisap dibayar murah, ketika petani dirampas hakx, ketika penguasa terus menipu dan tak tersentuh oleh hukum yang adil, ketika kedaulantan menjadi mimpi, ketika keadilan menjadi harapan, ketika generasi dilingkupi mimpi buruk akan masa depan ...... ketika hati bergetar menyaksikan penderitaan banyak orang ........ dan parahx lagi ketika amarah muncul akibat LAMPU yang selalu padam...... maka HANYA SATU KATA YAITU TERIAK DAN LAWAN..........
Rhunkagenmhamahphapah Celamanya
huuuummm,,
kpan yawgh bisa ngumpul2 ma nak2 krumbu,,'
kgeen bgttttttt,,,,,,,
KPAN yaWgh??????????
Muhammad Natsir
Jangan katakan wahai Allah masalahku sangat besar tapi katakanlah wahai masalah Allah itu Maha Besar...jangan lari dari masalah, karena dengan adanya masalah membuat kita bertahan dan berTuhan, kalau kita lari dari masalah berarti kita lari dari kasih sayang Allah...kalau kita lari dari Allah berarti kita layaknya seperti hewan yang tak berakal tapi berotak. oleh karena itu fokuslah pada solusi ketika kita menghadapi masalah dan jangan fokus kepada masalahnya. semangat!!!
Muhammad Natsir
Kalau pada beberapa artikel yang lalu ada keluhan dari sahabat2 kita yang akan kembali ke Bima, tentang apa yang akan dia lakukan setelah dia merantau untuk studi dengan membawa pulang gelar sarjana, tak perlu risau tak perlu gundah apalagi sampai menyalahkan orang lain. kembali kepada diri kita masing2 apa yang bisa kita lakukan bukan apa yang bisa kita dapatkan. serta memahami bahwa masalahnya bukan apa yang ada di luar sana, tetapi apa yang ada dalam diri kita. kreatifitas tidak hanya di dapat dengan belajar akan tetapi kreatifitas hadir dengan apa yang dibutuhkan oleh keadaan. jadi, ciptakan lapangan kerja paling tidak untuk diri sendiri dan jangan menunggu di berikan lapangan...sukses fullllllll
Sarif Satu Mpat
sistem bagus, tapi sistem itu mereka juga yang buat, masih banyak penyelewengan, coba aja lakukan survey...mulai dari dana BOS, DAK, dan pendidikan Gratis aja masih aja ada kepala sekolah yang nakal. serta pelibatan komite sekolah terhadap kebijakan yang dikeluarkan kepala sekolah harusnya lebih balance terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat, dalam rangka mendukung program pencerdasan bangsa. bahkan ada juga sekolah yang menerima anggaran sampai ratusan juta tapi pembangunannya tidak maksimal. ini bukan mimpi tapi kenyataan.
Senin, 25 April 2011
CERBER BIMA INSTITUTE : "BUKTI CINTA PUTERA & PUTERI SANG BIMA IX
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar