REUNI AKBAR ALUMNI 1989 SMPN 1 SAPE TAHUN 2019 JUMPA KANGEN GENERASI BIRU 1989MERAJUT UKHUWAH, MENYAMBUNG SILATURRAHIM ZELLOVER INDONESIA BEROJENG, BERGEMBIRA & BERAMAL BERSATU DALAM CANDA & TAWA DI UDARA dan DI DARAT

Selasa, 03 September 2013

KRISIS KEPERCAYAAN WARGA BIMA TERHADAP WAKILNYA DI DPR RI

UMAR ALI (Tokoh Masyarakat Bima) https://www.facebook.com/saherang
"Kita Salah Pilih" itulah kata yang selalu terdengar ditengah masyarakat Bima (mbojo) pada umumnya dan tidak ketinggalan salah satu tokoh masyarakat Bima (Mbojo) yang berasal dari Kecamatan Sape ini membuat status di dinding facebooknya.
Menurut beliau 3 (tiga) anggota DPR RI yang kita pilih untuk periode 2009 - 2014, tidak memahami bagaimana pentingnya fungsi mereka bagi konstituen. contoh fungsi agregasi dan artikulasi kepentingan konstituen yang diwakilinya sebagai in-put dalam proses melaksanakan fungsi–fungsinya di Dewan Perwakilan Rakyat. Out-put yang dihasilkan dari proses pengolahan kebijakan di parlemen mencerminkan proses tawar-menawar dalam perdebatan di parlemen sebagai wujud kinerja wakil rakyat dalam memperjuangkan aspirasi konstituen yang diwakilinya. Out-put dapat berarti pula peningkatan pemahaman konstituen tentang agenda dan bagaimana pemerintahan bekerja, pengetahuan tentang program pemerintah dan kemana konstituen dapat memperoleh bantuan dan mendapat akses yang diperlukan, pemahaman kemana dapat memberikan masukan terhadap program pemerintah, dan mendapatkan asistensi atau rujukan terhadap permasalahan legal ataupun sosial yang dihadapi. Disini mekanisme umpan–balik (feed-back) memainkan peran penting agar proses politik dapat berjalan secara kontinyu. Dari produk yang dikeluarkan oleh parlemen inilah maka konstituen dapat memberikan penilain apakah wakil rakyat yang telah dipilihnya benar-benar mewakili kepentingan konstituen yang bersangkutan. Kunci keberhasilan dari mekanisme ini sekali lagi adalah apabila wakil rakyat berhasil membangun komunikasi yang efektif dengan konstituen yang diwakilinya. Beberapa langkah dapat dilakukan oleh para wakil rakyat untuk melakukan komunikasi dengan konstituen yang efektif.
  1. Memberikan pendidikan politik tentang mekanisme kerja DPR. Pertemuan dengan konstituen secara berkala sebagai hubungan spikologis dan kultur, 
  2. Membuka ruang konstituen menyampaikan anspirasi atas inisiatif pribadi, 
  3. Memanfaatkan media untuk komunikasi dengan konstituen.
4 Poin ini saja tidak dipahami oleh mereka, kita lihat konflik antar masyarakat di Dompu dan Bima.
Apa yang bisa mereka lakukan........?. sebuah fakta rendahnya akuntabilitas mereka. 
Sayapun mendapatkan pertanyaan hampir sama dengan Bang Umar Ali sampaikan, Tahun 2012 tepatnya 25 Agustus 2012 kami Alumni SMAN 1 SAPE mengadakan kegiatan Reuni Akbar Angakatan 1990 s.d. 2012 pertanyaan mereka seperti ini "Anggota DPR/MPR RI yang kita pilih dulu (2009) kemana ya ??? Kalian yang di Jakartakan bisa nyamperin tagih janji-janjinya !!! biar sekolah kita ini bisa lebih maju dan sarana KBMnya gak ketinggalan" Sayapun hanya bisa menjawab dengan senyuman, karena memang sangat susah menemui mereka.
Silahkan komentari, tutup umar ali dalam status FBnya .......
Red. ZuraidBima'Sept'2013"

Tidak ada komentar: