REUNI AKBAR ALUMNI 1989 SMPN 1 SAPE TAHUN 2019 JUMPA KANGEN GENERASI BIRU 1989MERAJUT UKHUWAH, MENYAMBUNG SILATURRAHIM ZELLOVER INDONESIA BEROJENG, BERGEMBIRA & BERAMAL BERSATU DALAM CANDA & TAWA DI UDARA dan DI DARAT

Kamis, 23 Agustus 2018

4 POIN UTAMA DEKLARASI DAMAI PILKADES KEC TAMBUN UTARA

Tambun Utara, Juli 2018
Dalam Rangka Menjaga Agar Pelaksanaan Pemilihan Kepala Desa Yang Aman, Damai dan Demokratis Camat Tambun Utara Drs. DODO HENDRA RASIKA, S.I.P. didampingi Kapolsek dan Dandim Tambun mengumpulkan seluruh Calon Kepala Desa se Kecamatan Tambun Utara, 13 Juli 2018 lalu untuk melaksanakan kegiatan Deklarasi Damai Bersama.
4 (Empat) Poin Utama Kesepakatan Damai tersebut dibaca oleh seluruh Kontestan Sebagai Sumpah, sebagai berikut :
  1. Mentaati Seluruh Ketentuan dan Perundangan-undangan yang berlaku dan Juga Hasil Musyawarah Bersama tentang Pelaksanaan Pilkades
  2. Mentaati Aturan Hasil Seleksi Bakal Calon dan Menerima Hasil Pemilihan baik menang ataupun kalah pada Pemilihan Kepala Desa tanggal 26 Agustus 2018
  3. Menjaga dan Mendukung Keamanan Masyarakat, Menjaga Keutuhan Bangsa dan Negara khususnya masyarakat Desa tempat pelaksanaan PILKADES berlangsung.
  4. Bersedia menyelesaikan sengketa PILKDES dengan cara musyawarah dan mufakat dan atau melalui jalur mekanisme hukum yang berlaku di Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Video Dokumentasi di bawah ini akan menjadi Saksi Janji/Kesepakatan Bersama Para Calon Kepala Desa se-Kecamatan Tambun Utara !.


red.zuraidbima.blogspot.com

Rabu, 22 Agustus 2018

HUT 73 BRIGJEND POL (P) DR. Drs. PARASIAN SIMANUNGKALIT SH MH & HUT KEMERDEKAAN RI 73 2018

Jakarta, Agustus 2018
Oleh : ZURAID BIMA
Bismillaahirrahmaanirrahiim
Tulisan ini saya dedikasikan sebagai Ungkapan Rasa Syukur dan Terima Kasih atas Jasa-Jasa Para Pahlawan Yang Telah Gugur Merebut dan Mempertahnkan Kemerdekaan Republik Indonesia dan Pahlawan Yang Mempertahankan dan Mengisi Kemerdekaan Yang Masih Hidup Hingga 73 Tahun Indonesia Merdeka yang salah satu diantaranya Ketua Umum DPN GEPENTA dan LEGIUM VETERAN RI, DR. Drs. PARASIAN SIMANUNGKALIT, SH.MH BrigJend Pol. (Purn).
BrigJend Pol (Purn) DR. Drs. PARASIAN SIMANUNGKALIT, SH.MH.
Lima Tahun lalu tepatnya bulan Juli 2013 seorang sahabat ,  Susilo B. memperkenalkan saya pada salah satu Organisasi Kemasyarakatan (ORMAS) yang namanya GEPENTA (Gerakan Nasional Peduli Anti Narkoba, Tawuran dan Anarkisme.
ORMAS yang dicanangkan oleh KAPOLRI Jenderal Polisi Drs. RUSMAN HADI, SH. pada Tanggal 8 Desember 1999 dan kemudian dibentuk dan didirikan menjadi ORMAS pada tanggal 10 November 2000 (Tepat Pada Hari Pahlawan) dimana Ketua DPR RI  Ir. H. AKBAR TANJUNG sebagai Dewan Pembina, atas dasar keprihatinan Kondisi Bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang kala itu baru masuk pada era Reformasi, porak-poranda, pertikaian antar kelompok dan peredaran gelap narkotika semakin mengancam kelanjutan kehidupan Berbangsa dan Bernegara serta masa depan Generasi Penerus Tegaknya NKRI.
BrigJend Pol. Parasian Simanungkalit yang kala itu Perwira Tinggi pada Asops Kapolri diberi amanah sebagai Pembina GEPENTA yang kemudian kesepakatan bersama ditunjuk sebagai Ketua Umum Dewan Pimpinan Nasional GEPENTA, menjadi tonggak sejarah awal perjalanan Perjuangan Anak Bangsa berdarah Sumatera Utara Pensiunan Brigade Mobil (BRIMOB) yang pernah merasakan Pertempuran Perang Dwi Kora di hutan belantara di Semenanjung Malaya Johor dan konflik/konvrontasi dengan Malaysia. Putera terbaik Tapanuli Tengah Sumatera Utara yang lahir 73 Tahun lalu adalah Putra Pejuang Kemerdekaan yang mengalami masa-masa revolusi mempertahankan Kemerdekaan Indonesia, ditempa oleh situasi dan kondisi Bangsa dan Negara hingga menjadi salah satu Petinggi POLRI membawa NKRI menuju Negara yang sangat disegani dikawasan Asia Tenggara.

Bertepatan dengan 73 Tahun Indonesia Merdeka 17 Agustus 2018 dan Juga Bertepatan dengan Usianya yang ke 73 Tahun merupakan moment yang sangat istimewa dan masih kondisi prima memimpin Organisasi Nasional, mampu memberikan semangat juang dan inspirasi bagi generasi penerus Negara Kasatuan Republik Indonesia.  

Dibawah Kepemimpinan DR. Drs. Parasian Simanungkalit, SH. MH kembali berkiprah dengan berbagai kegiatan yang Nasional yang melibatkan seluruh Pengurus GEPENTA se-Indonesia dengan mengahdirkan POLRI, BNN, BIN, SABER PUNGLI dan KEMENTRIAN DALAM NEGERI dalam Diskusi Publik "Pertahankan NKRI Dengan Perlawanan Rakyat Semesta".

73 Tahun Indonesia Merdeka "Kerja Nyata" membangun Indonesia dari Sabang Sampai Merauke, agar masyarakat Indonesia bisa merasakan dan menikmati Kemerdekaan yang diperjuangkan oleh Para Pahlawan yang telah gugur merebut Kemerdekaan Republik Indonesia.

Moment 73 Tahun Kemerdekaan RI dan 73 Tahun DR. Parasian Simanungkalit, SH. MH yang sangat Istimewa tersebut juga menjadi satu tonggak sejarah bagi seluruh Pengurus dan Anggota GEPENTA yang hadir di Acara Diskusi Publik dan Malam Gembira memberikan kejutan kepada sang Ketua Umum GEPENTA.

Moment 73 Tahun Ketua Umum GEPENTA yang penuh kebahagiaan dan keakraban tanpa membedakan suku, agama dan ras menyatu bersama keluarga (Anak dan Cucu) beliau yang akan meneruskan Perjuangan Beliau membawa NKRI yang Aman, Makmur Sejahtera, Tanpa Narkoba, Tawuran, Anarkisme dan Terosrisme. 

Suapan demi suapan Kue Ulang Tahun kepada Anak, Cucu, Sanak Famili dan Anggota Gepenta sebagai Anak-Anaknya yang hadir dari seluruh pelosok Tanah Air malam itu membawa suasana kedamaian dan rasa kebangsaan yang tinggi untuk utuhnya Negara Kesatuan Republik Indonesia hingga akhir zaman. (tonton video di bawah ini)


Sebagai bagian dari Keluarga Besar GEPENTA saya sangat beruntung dan sangat bangga bisa bersama beliau bahkan Puteri Saya Ghina Muradah sangat bangga saat membaca WA yang mengatakan sebagai CUCUnya Jenderal Polisi Bintang Satu DR. Drs. Parasian Simanungkalit, SH.MH.

Diharapkan dengan selesainya diskusi publik dengan topik "Pertahankan NKRI dengan perlawanan rakyat semesta", maka semua anak bangsa bersatu padu mengatasi penderitaan rakyat, cinta tanah air dan siap bela negara baik pada masa perang maupun pada masa non perang.
Ciptakan Indonesia Negeri Aman, Makmur dan Sejahtera.

Demikian semoga Allah SWT. Tuhan Yang Maha Mengatur Kehidupan, memberikan Banyak PARASIAN dalam NKRI, Aamiin Yaa Robbal Aalamiin !.

ZURAID-BIMA 22/08/2018

Senin, 20 Agustus 2018

DARI TANJUNG, LOMBOK UTARA UNTUK BUNG PRESIDEN

Dari MUH. K. ANWAR
Bapak Presiden RI ...
Saya bukan pendukungmu, bahkan saya pembencimu. Saya tidak rela engkau kembali jadi presiden... 
Bukan karna harga-harga pada mahal seperti kata orang, toh kami masih pada mampu untuk belanja, padahal kami bukan orang mampu.
Saya menolakmu karna masalah idiologi, masalah kapasitasmu dan semua predikat tentangmu seperti yang saya yakini selama ini.
Maka ketika gempa menimpa kami, dan engkau datang berkunjung. Saya tetap tidak respek. Toh itu tugasmu Bapak presiden.
Maka ketika engkau datang ke Lombok Utara dan masyarakat pada menyambutmu, saya diam saja dan hanya melihatmu dari jauh dgn rasa sinis. Bahkan saya melarang anak istri untuk ikut larut dalam euforia kegembiraan menyambutmu. Padahal saya lihat istri saya pengen juga mendekat, ikut salaman bahkan berfoto-foto seperti yang dilakukan masyarakat lainnya.
Sampai datang waktu sholat. Kulihat Bapak Presiden tetap ingin sholat jamaah bersama kami walau diingatkan sarana yang tidak memungkinkan.
Dengan tenang Bapak Presiden menuju gentong biru tempat penampungan air untuk berwudhu. Sangat hati-hati dan memakai air sedikit sekali, mungkin karna tahu air bersih sulit kami dapatkan. Dan agar jamaah lainnya tetap kebagian air untuk berwudhu.  Lalu menyilahkan orang lain berwudhu di tempat itu. 
Sampai pada saat sholat saya masih mencari-cari kesalahanmu. Bacaannya standar-standar saja seperti imam lainnya. 
Orang-orangpun bersalaman dengan Bapak Presiden  tanpa canggung. Tapi saya tetap menjauh dan tidak peduli.
Ketika Bapak Presiden ikut tidur di tenda, saya diam-diam mulai memperhatikannya. Sosok yang mungkin sudah letih malam itu, tetap tampil penuh perhatian, menyapa rakyatnya dan berdiskusi pendek entah apa yang ditanyakan. 
Tubuh pemimpin itu rela merebahkan tubuhnya di bawa tenda beralaskan karpet di lapangan sepak bola ini dengan kondisi yang sangat memprihatinkan.
Sejak tidur ditenda ini. Saya tidak pernah pulas, selalu was was dan terbangun begitu mendengar bunyi apapun. Khawatir dengan gempa susulan, khawatir dengan semua kemungkinan buruk yang siap menimpa kami.
Tapi malam ini,  alampun seperti diam memberi kenyamanan untuk kami beristirahat. Begitu syahdu, begitu damai perasaan keluarga saya.
Baru kali ini saya pulas tertidur seperti ada seseorang yang melindungi kami, menjaga istirahat kami, berada ditengah-tengah kami seperti rakyat lainnya. 
Sebelum tertidur, saya masih melihat dari jauh sosok pemimpin itu terbangun duduk. Mengitari pandangannya melihat dengan seksama pada rakyatnya yang bergelimpangan diatas tikar. 
Bapak Presiden ikut merebahkan badannya, ikut bersama kami merasakan dinginnya malam,
Malam ini begitu damai dan tenang. Bahkan suara tangis anak-anak yang biasanya berisik malam ini tidak terdengar. Anak saya juga tidak rewel. Malam yang begitu tenang. Seakan tidur kami dinina bobokkan oleh seorang ayah pada anak-anaknya. 
Ya, seorang Presiden pada rakyatnya.
Sewaktu Bapak Presiden pamit untuk melanjutkan perjalanannya, barulah saya  mendekat untuk ikut menjabat tangan itu. 
Dengan lirih saya ucapkan terima kasih dan kata maaf yang mungkin tidak dimengerti oleh Bapak Presiden.
Dalam hati saya memohon pada Sang Khalik, maafkan hambamu yang sangat kejam membenci pemimpinnya ini.
Kulihat ketulusan pada wajah kurusnya, kulihat keteduhan pada matanya. Kulihat senyum tipisnya yang ikhlas sambil menjabat tangan saya. Ingin rasanya memeluk tubuh kurus yang keletihan itu sambil memohon maaf, ampun atas kesalahan-kesalahan yang kulakukan. 
Tapi saya hanya bisa berkata pelan " maafkan saya pak."
Hanya itu yang keluar dari mulut saya, karna Bapak Presiden dengan cepat menjabat tangan-tangan yang lain. 
Saya melihat punggung itu menjauh ditemani Bapak Gubernur kami Tuan Guru Bajang.
Sosok pemimpin-penimpin yang baru saja memperlihatkan jatidirinya, tabiat dan karakternya, bukan pencitraan seperti yang selama ini saya tuduhkan...
Maafkan saya Bapak Presiden. Maafkan rakyatmu yang tidak tahu diri, yang hanya mengenalmu dari opini-opini dan sosial media.
Walau saya masih bersyukur, masih sempat meminta maaf sebelum ajal menjemput dan mempertanggung jawabkan semua dosa-dosa saya terhadap sang Ulil Amry Kepada Sang Khalik Allah SWT... 
    
Tanjung, Lombok Utara. Agustus 2018
Muh. K. Anwar

SBY BANGUN INSFRASTRUKTUR 7 RUAS JALAN PERIORITAS DAN 4 RUAS JALAN STRATEGIS TANPA PENCITRAAN. JOKOWI HANYA BANGUN 1 RUAS JALAN WAMENA-NDUGA, STADIUN BARU DAN JEMBATAN HOLTEKAM DARI DANA KREDIT PEMDA, UANG KERINGAT RAKYAT PAPUA.

Jakarta, 20 Agustus 2018
Gubernur Enembe Juga Tahu !

Oleh: Natalius Pigai

Memang sengaja saya beri judul sedikit panjang agar langsung memahami apa isi tulisan ini. Kata Pigai Lewat WA ke zuraidbima.blogspot.co.id

Lebih lanjut Pigai menuliskan ; Kita perlu memberi gambaran tentang kebenaran secara tegas dan jelas supaya rakyat mengerti dan memahami mengisi kemerdekaan melalui pembangunan infrastruktur sebagai konektivitas antar wilayah yang dilakukan pemerintah di Papua.

Sesungguhnya selama ini Pemerintah pusat tidak pernah memiliki rancang bangun infrastruktur jalan dan jembatan di Papua selama 2015-2019. Apa yang dilakukan pemeintah pusat itu hanya peningkatan jalan dan jembatan sebagaimana lasimnya melalui proyek-protek rutin APBN yang jika dihitung angkanya lebih rendah dari pada provinsi-provinsi lainnya.

Berbagai pihak meminta pemerintah mesti menunjukkan rincian panjang jalan prioritas dan strategis untuk konektivitas kota/kabupaten, provinsi, dan juga jalan nasional. Karena itu apa yang dilakukan pemerintah sekarang terutama dalam kaitannya membangun infrastruktur di Papua berbeda dengan pemerintahan sebelumnya.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) juga belum pernah mengeluarkan instruksi presiden (inpres) sebagai landasan pembangunan infrastruktur di Papua. Berbeda dan kontras dengan pemerintah sebelumnya, ada Grand Design infrastruktur Jalan di Papua secara serius dilakukan melalui Instruksi Presiden Nomor 5 tahun 2007 tentang percepatan Pembangunan Infrastruktur Papua.

Bahkan di dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010-2014 pemerintah memiliki rancangan besar mengatasi permasalahan infrastruktur jalan dan jembatan di Papua dan Papua Barat.

Atas dasar itu, pemerintah SBY kemudian membangun 11 ruas jalan strategis dan prioritas Provinsi Papua 2010-2014. Rinciannya, 7 ruas jalan strategis dan 4 ruas jalan prioritas dengan dana sebesar Rp. 9,78 triliun.
Ketujuh ruas jalan strategis dengan total panjang 2.056 kilometer tersebut adalah Nabire-Waghete-Enarotali sepanjang 262 kilometer, Jayapura-Wamena-Mulia dengan panjang 733 kilomter, Timika-Mapuru Jaya-Pomako sepanjang 39,6 km, dan Serui-Menawi-Saubeba sepanjang 499 kilometer.

Berikutnya adalah Jayapura-Sarmi 364 kilometer, Jayapura-Holtekamp-Batas PNG 53 kilometer, dan Merauke-Waropko sepanjang 557 kilometer.

Sedangkan 4 ruas jalan prioritas Provinsi Papua sepanjang 361 km, yakni Depapre-Bongrang, Wamena-Timika-Enarotali, dan Ring Road Jayapura.

Provinsi Papua Barat juga menjadi lokasi pembangunan empat ruas jalan yakni Sorong-Makbon-Mega sepanjang 88 kilometer, Sorong-Klamono-Ayamaru-Kebar-Manokwari dengan panjang 606,17 kilometer, Manokwari-Maruni-Bintuni 217,15 kilometer dan Fak-Fak-Hurimbe-Bomberai sepanjang 139,24  kilometer.

Tulisan ini sedikit membuka mata hati hati kita agar melihat Papua secara terang dan benderang, memilah Milah mana pemimpin yang bekerja mengejar pencitraan dan mana pemimpin yang bekerja sungguh-sungguh dalam kesunyian.

Seorang pemimpin yang profesional, kapabel dan mempunyai integritas tidak pernah menggembar gemborkan seakan-akan metamorfosis Papua seperti daerah lain, apalagi bandingkan dengan negara lain.

Sukarno juga membangun universitas cenderawasih, Kota Holandia atawa Sukarnopura atawa Jayapura  tidak pernah gembar-gembor melalui media, Suharto membangun hampir 60 persen pembangunan Papua juga tidak pernah klaim dan mengklaim. Demikian pula Habibie. Gus Dur melakukan suatu kebijakan yang substansial dan fundamental dengan memberi Otonomi Khusus bagi Rakyat Papua dan mengubah nama Irian Jaya menjadi Papua saja tidak pernah gembar gembor.

Memang Payung pencitraan tidak bisa sembunyikan hujan fakta tentang ketertinggalan, kebodohan, kemiskinan, kematian yang menyelimuti bumi rakyat Papua hari ini. Kekalahan PDIP dalam Pilkada 2018, tidak ada Wali Kota/ Bupati kader PDIP di Papua adalah wujud nyata kebencian dan hukuman dari rakyat secara langsung terhadap pemimpin dan partai yang melakukan pencitraan.

(Natalius Pigai, Kritikus, di Jakarta)

Minggu, 19 Agustus 2018

DENTUMAN MERIAM BAMBU MENGIRINGI PEMBACAAN TEKS PROKLAMASI OLEH DAMIN SADA

Bekasi, 18 Agustus 2018
DAMIN SADA
(Tokoh Masyarakat & Jawara Bekasi)
Upacara Pengibaran Bendera Merah-Putih Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia Ke 73, Jum'at 17 Agustus 2018 berlangsung khidmat dan penuh makna. Mengenang jasa-jasa para Pahlawan Republik Indonesia yang gugur dimedan tempur memperjuangkan dan mempertahankan Kemerdekaan Republik Indonesia.
Dengan gagah perkasa Jawara Bekasi dari Kecamatan Tambun Utara menunggang kuda menuju podium Pembacaan Teks Proklamasi, diiringi oleh kedua pengawal dengan pakaian khas Jawara Bekasi melangkah penuh makna dan disambut hadirin ribuan masyarakat Kecamatan Tambun Utara di Lapangan Upacara.
Dentuman meriam bambu pasukan Jawara Bekasi mengiringi Pembacaan Teks Proklamasi. Detik-detik Pembacaan Proklamasi yang mengobarkan kembali semangat Perjuangan menuju Indonesia yang lebih baik dimasa mendatang, suara dentuman meriam bambu seakan membangunkan kembali semangat Pejuang Kemerdekaan yang telah gugur di medan laga.
Bendera Merah-Putih telah dikibarkan oleh Pasukan Pengibar Bendera Siswa/Siswi SMKN 1 Tambun Utara. Suasana hening sejenak saat kepala ditundukkan mengheningkan cipta untuk mengenang jasa-jasa para pahlawan yang telah gugur mendahului kita, terdengar suara Camat Tambun Utara Dodo Hendro, para hadirinpun tertunduk dan berdoa sesuai agama dan keyakinannya masing-masing.
Semoga HUT Kemerdekaan RI 73 Tahun 2018 menjadi mementum Bangsa dan Negara Indonesia kembali berdaulat adil dan makmur. Aamin yaa robbal aalamiin !.

red/zuraidbima/18/08/18