REUNI AKBAR ALUMNI 1989 SMPN 1 SAPE TAHUN 2019 JUMPA KANGEN GENERASI BIRU 1989MERAJUT UKHUWAH, MENYAMBUNG SILATURRAHIM ZELLOVER INDONESIA BEROJENG, BERGEMBIRA & BERAMAL BERSATU DALAM CANDA & TAWA DI UDARA dan DI DARAT

Rabu, 07 Desember 2011

Setelah Dikubur 8 Jam Masih Hidup

Subhanallah, Setelah Dikubur 8 Jam Masih Hidup


Posted by KabarNet pada 07/12/2011
Kajadian yang menggegerkan warga Banjarmasin ini sungguh langka. Betapa tidak, seorang yang telah dinyatakan oleh dokter meninggal dunia dan sudah dikubur selama 8 jam, ternyata masih hidup. Kejadian ini nyata dan terjadi di Kalimantan Selatan. Oleh karenanya, tidak ada satu pun manusia yang dapat menentukan mati hidup seseorang kecuali Allah Ta’ala yang Maha Kuasa. Saksikan tayangannya sbb:


Banjarmasin – Kuburan seorang lelaki dibongkar kembali oleh pihak keluarga karena diyakni mayat dalam kubur tersebut masih hidup. Lelaki yang sudah dikubur delapan jam itu diketahui bernama Yadi, warga Kelurahan Kelayan Selatan, Banjarmasin Selatan, Kalimantan Selatan.

Setelah diambil dari kuburnya, jasad Yadi yang terbungkus kain kafan dibawa ke Rumah Sakit Banjarbaru. Tim medis setempat menyatakan kalau pria berselimut kain kafan sudah meninggal. Karena tidak yakin, pihak keluarga lalu membawa korban pulang ke rumah.

Warga setempat berdatangan untuk melihat Yadi. Suatu keanehan terjadi pada korban. Sekalipun tak bergerak dan bernapas, tubuhnya masih hangat bahkan mengeluarkan keringat. Sejumlah pemuka agama yang datang menyatakan ada tanda-tanda kehidupan pada Yadi.

Adapun Yadi dinyatakan meninggal setelah tenggelam di sebuah sungai. Keluarga menemukan Yadi dalam keadaan sekarat karena sudah 10 menit tenggelam. Saat dibawa ke RS Umum Ulin, pihak dokter mengatakan Yadi sudah meninggal. Selanjutnya keluarga menguburkan Yadi.

Pada malam harinya, istri Yadi kesurupan dan meminta agar kuburan suaminya dibongkar. Sebab suaminya belum meninggal. Pihak keluarga yang mendengar itu sepakat menggali kuburan Yadi. Kini, rumah korban terus didatangi warga yang penasaran. Adapun jasad Yadi tergeletak di pembaringan.
Sumber : http://forum.vivanews.COM

Bima-Dompu Tukar Pengalaman Penyusunan Perda AMPL BM

Arir R. Humas Pemda Kab. Bima
Pokja AMPL Kabupaten Bima-Dompu Tukar Pengalaman Penyusunan Perda AMPL BM Posted by by admin ⋅ Desember 6, 2011 ⋅ Tinggalkan sebuah Komentar
Rate This Selasa (6/12) Pemerintah Kabupaten Bima menerima kunjungan kerja dari tim AMPL – BM Kabupaten Dompu yang dipimpin Kepala Bappeda Dompu Ir. HM. Syaiful HS. Msi yang beranggotakan 18 orang di ruang Rapat Bupati Bima. Pertemuan ini bertajuk, Penguatan Kelompok Kerja AMPL-VM & Penyusunan Regulasi AMPL-BM pemeerintah Kabupaten Bima dengan Pemerintah Kabupaten Dompu yang diikuti Pokja AMPL Kabupaten dompu Pemkab Bima secara Nasional berhasil dalam penyusunan Regulasi AMPL – BM. Implikasi penting lain hadirnya regulasi ini adalah mulai tertatanya kelembagaan AMPL di tingkat kecamatan dan desa, mulai terkoordinasinya pembangunan sektor AMPL. Demikian ungkap Kepala Bappeda Kabupaten Bima Drs. Muzakkir M.Sc, Secara nyata bisa melihat, dalam 3 tahun terakhir Cakupan sanitasi dan air bersih (SAB), Cakupan jamban keluarga (JAGA), Cakupan saluran pembuangan air limbah (SPAL) dan Cakupan sampah. Demikian halnya cakupan desa ODF yang pada tahun 2009 hanya 8 desa atau 4,76% meningkat menjadi 21 desa atau 12,5% dari 168 desa pada tahun 2011. Pemerintah Kabupaten Bima melalui asisten Administrasi Umum Setda Bima H. Mar’uf, SE yang didampingi oleh ketua Bappeda Kabupaten Bima, tim pokja AMPL – BM, Kepala SKPD terkait pemerintah Kabupaten Bima dalam sambutannya menyatakan, “Peraturan Daerah nomor 6 tahun 2011 tentang pengelolaan AMPL BM sebagai satu kerangka normatif dalam mewujudkan kualitas air minum dan lingkungan serta acuan pembangunanm AMPL berkelanjutan. “Untuk itu dengan adanya keberhasilan terkait dengan regulasi AMPL – BM ini ke depan kelembagaan AMPL di tingkat Kecamatan dan desa akan tertata dan pembangunan AMPL mulai terkoordinasi”. Tandasnya. H. Ma’ruf berharap “hasil pembelajaran ini akan dapat menjadi rujukan berharga bagi pihak lainnya dalam mensinergikan program-program nasional terkait dengan AMPL. Serta materi PHBS di masukan dalam kurikulum pendidikan nasional terutama di tingkat pendidikan dasar”. Pada sesi diskusi yang berlangsung 6 jam tersebut, muncul berbagai dinamika dan pertanyaan tim AMPL Dompu yang mendalamo proses penyusunan Perda seperti mekanisme koordinasi antar sektor, strategi kabupaten Bima hingga mampu mengurangi Kebiasaan Bebas Buang Air Besar di sembarang tempat (ODF) 12% desa, apakah subsidi dalam program AMPL dan pola PHBS terintegrasi, tantangan dalam penerapan Perda di lapangan, dukungan pemerintah daerah hingga penyusunan naskah akademis Raperda AMPL. Nasrullah, S.Sos, Tasmin Bukhori dan Tim AMPL Kabupaten Bima menyatakan, pada prinsipnya, “sesama SKPD tidak saling mendahului, masalah fisik menjadi kewenangan dinas PU, aspek kualitas menjadi porsi Dinas Kesehatan, dan aspek kelembagaan menjadi wewenang BPMDes”. Ungkap Nasrullah. Menjawab pertanyaan pola PHBS terintegrasi, Kabid P2PL Dikes Kabupaten Bima Tasmin Bukhori, SKM menyatakan, di kabupaten Bima tah dikembangkan marketing sanitasi, yang dilakukan oleh masyarakat sendiri. “Pemerintah hanya bertindak selaku fasilitator yang mengajar dan bertugas, yang menjual produk sanitasi adalah masyarakat yang juga ditawarkan kepada masyarakat desa. Anggota Pokja kabupaten Bima Amar Ma’ruf menambahkan, “materi PHBS juga diintegrasikan pada muatan lokal pada semua mata pelajaran di kelas 4 dan 6 tingkat SD/MIdi. “Artinya tidak membuat mata pelajaran tersendiri, karena akan membutuhkan modul khusus. Dengan materi ter intergrasi, maka cukup disisipkan dalam silabus dan program pengajaran”. Ungkapnya. Pertanyaan penting yang harus tercakup dalam naskah akademis Raperda menurut Amar Ma’ruf adalah Apakah masalah sudah didefinisikan dengan jelas dalam naskah? Apakah langkah pemerintah dapat dijustifikasi dan mengacu pada peraturan yang berlaku. Apakah penyusunan perda merupakan langkah terbaik dalam pengelolaan AMPL BM. Apakah regulasi jelas, konsisten, harus menjawab hal-hal prinsip. Urainya. Arief Rachman Pemerintah Kabupaten Bima Humas dan Protokol Setda Bima Dapatkan informasi terkini seputar pembangunan daerah hanya di: http://bimaakbar.wordpress.com

ALUMNI SMAN 1 SAPE: KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

ALUMNI SMAN 1 SAPE: KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA: Polda Metro Jaya Hari jadi Polda Metro Jaya ditetapkan dengan Surat Keputusan Kapolri dengan No. Pol: tanggal 6 Desember 1949...

Senin, 05 Desember 2011

LOWONGAN KERJA - BEKASI

Alfamart Membuka Lowongan Pekerjaan !


Sekelumit Cerita Pengawal Kolonel !

Renungan Akhir Tahun 2012
Sumber : "Goresan Pena Sang Jendral"
 Mentari mulai turun keperaduannya, senyap mulai terasa di kawasan hutan Situ Lembang Jawa Barat. Gelap, dingin dan sunyi. Seorang Ibu  paruh baya menenteng keranjang berisi kayu bakar dan seonggok daun tampak dari bilik kaca Jeep Commando yang melintasi kawasan itu. Semakin dekat, semakin jelas nampak wajah letih perempuan itu. Sepertinya ia baru saja ‘mengais rezeki’ di kawasan hutan. Sepertinya ia baru saja mengarungi kerasnya kehidupan dan rela bercanda dengan maut penghuni hutan Situ Lembang. Tak banyak yang tahu aktivitas keseharian perempuan itu, tetapi ‘tentengannya’ memberi gambaran, bahwa ia harus bekerja keras sehari penuh demi mempertahankan hidup keluarganya. 

“Berhenti!, suara tegas  Kolonel Prabowo memecah kesunyian malam”. Sang Sopir Jeep dengan sigap menepikan kendaraannya. Sementara Gea, Sang Ajudan matanya mulai mawas dengan kondisi di sekitar hutan serta berpikir mengapa atasannya itu tiba-tiba menghentikan kendaraannya.

“Gea, ambilkan tas kecil itu!” Perintah Kolonel Prabowo
“Siap!” Jawab sang ajudan sembari menyerahkan tas kecil yang memang telah berada ditangannya.

Tak lama kemudian, Kolonel Prabowo mendekati Ibu penenteng keranjang itu. Tak banyak bicara, ia lalu menyerahkan segepok lembar uang padanya. Tak terhitung berapa persis uang yang diserahkannya, sebab memang tidak dihitungnya. “Terimalah Bu, dan saya antar Ibu sampai ke rumah,” ajak Prabowo yang saat itu hanya mengenakan kemeja sipil serta bertopi ala Koboy.
Ibu itu hanya terdiam bisu, di pipinya tampak sebutir air mata terjatuh. “Terima Kasih Pak, terima kasih banyak Pak , terima kasih Pak,” kata si Ibu berulang, sembari berusaha meraih tangan Prabowo untuk di ciumnya. Tapi Prabowo menarik tangannya, sebagai tanda jika ia tak ingin di dewakan. Tak lama kemudian si Ibu tampak bersujud ke tanah, dan hanya terdengar lirih ungkapan maha puji ke pada sang Pencipta. “Terima Kasih Ya Allah” katanya.

Prabowo kemudian berusaha membangunkan ibu tersebut sembari mengajaknya agar ikut di kendaraannya. Berkali-kali Prabowo mengajaknya untuk diantar pulang. Tetapi si Ibu menolak. “Terima Kasih banyak Pak, cukup pak, rumah saya dekat di sekitar hutan ini,” kata si Ibu.

Mendengar penolakan Ibu itu, Gea memandang wajah atasannya itu. Tampak ada guratan kekecewaan di wajah Prabowo. Gea menangkankap wajah kekhawatiran Pak Prabowo dengan si Ibu dalam perjalanan pulang kerumahnya. Tetapi si Ibu kembali memecah kensunyian itu. “Benar Pak, rumah saya dekat dari sini, saya hanya bisa berterima kasih Pak, semoga yang Bapak berikan memberi keberkahan bagi saya,” kata Si Ibu.

“Kalau begitu, saya Pamit Bu!, hati-hati di jalan” pesan Prabowo.
Prabowo masuk kedalam Jeep. Di susul Gea yang duduk berdekatan dengan sopir. Mobil pun terus meluncur menuju  Jakarta. Ketiganya terdiam beberapa lamanya, sembari menikmati perjalanan malam di sekitar hutan itu.

Gea! Berapa hari si Ibu itu bisa makan dengan kayu bakar itu? Tanya Prabowo
Siap! “Jawab Gea.
Gea! Berapa hari si Ibu itu bisa makan dengan kayu bakar itu? Tanya Prabowo
Siap! “Jawab Gea.
Gea! Berapa hari si Ibu itu bisa makan dengan kayu bakar itu? Tanya Prabowo
Siap! “Jawab Gea.

Tiga kali pertanyaan serupa dari Kolonel Prabowo pada ajudannya, namun sang ajudannya hanya menjawab dengan kata singkat. “Siap!” tanpa ada tambahan kata-kata lain dari Sang Ajudan. Hanya mendapat jawaban seperti itu, tangan prabowo hanya menepuk-nepukkan tangannya di atas pahanya berkali-kali. “Gimana Sih!” kata Prabowo sambil ‘mencericitkan’ bibirnya tanda kekesalannya. Seteah itu tak ada lagi perbincangan di atas Jeep hingga sampai ke Jakarta. Semuanya terdiam dalam benak masing-masing. Mungkin memikirkan kondisi Ibu paruh baya yang baru di temuinya di pinggir hutan Situ lembang. (**)