REUNI AKBAR ALUMNI 1989 SMPN 1 SAPE TAHUN 2019 JUMPA KANGEN GENERASI BIRU 1989MERAJUT UKHUWAH, MENYAMBUNG SILATURRAHIM ZELLOVER INDONESIA BEROJENG, BERGEMBIRA & BERAMAL BERSATU DALAM CANDA & TAWA DI UDARA dan DI DARAT

Rabu, 18 Mei 2011

JPNN.COM "Jemaah Haji Bima Harus Menunggu 8 Tahun"


BIMA –Masyarakat Kabupaten Bima yang sudah mendaftar untuk menunaikan ibadah haji harus menunggu 8 tahun lagi (tahun 2018) untuk proses keberangkatan. Pasalnya, daftar tunggu saat ini sudah mencapai 3.800 jamaah calon haji (JCH). Itu belum termasuk warga yang mendaftar tahun 2011, sudah pasti berangkat tahun 2019 mendatang. ‘’Minat warga Kabupaten Bima untuk menunaikan ibadah haji cukup tinggi,’’ kata Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Bima Drs H Yaman Mahmud seperti diberitakan Lombok Pos (Grup JPNN).

Banyaknya warga yang masuk daftar tunggu diakui H Yaman saat ini mengikuti urutan pendaftaran. Karena tidak lagi ada penetapan kuota untuk Kabupaten dan Kota, hanya kuota provinsi.  ‘’Warga yang mendaftar lebih awal, akan mendapat kesempatan lebih awal,’’ gambarnya.


Untuk tahun 2011 ini,  JCH Kabupaten Bima yang akan berangkat sebanyak 380 orang. ‘’Kita berharap ada kuota tambahan yang diterima provinsi sehingga kita bisa memberangkatkan lebih banyak,’’ harapnya.


Sabtu lalu sebanyak 380 JCH Kabupaten Bima mendapat pembinaan manasik haji dari Kemenag setempat, dengan sasaran mereka siap melaksanakan ibadah haji secara mandiri. ‘’Ini baru kegiatan awal. Nanti kita akan laksanakan manasik haji di tiap kecamatan, masing-masing selama 11 hari. Kemudian dilanjutkan dengan manasik tingkat kabupaten selama empat hari, berupa bimbingan dan latihan,’’ sebutnya. 


Diakui Yaman, kendala yang dihadapi dalam mengurus jama’ah haji, sebagian diantara mereka menganggap bimbimngan manasik haji tidak terlalu penting, asal mereka bisa berangkat naik haji. ‘’Padahal manasik itu sangat penting, sehingga mereka dapat melaksanakan ibadah secara benar,’’ akunya.


Pada waktu yang hampir bersamaan, dilakukan pembinaan terhadap penyuluh agama Kabupaten Bima berjumlah 167 orang. Mereka diharapkan dapat memberikan pencerahan  dan keteladanan pada masyarakat. Tenaga penyuluh menjadi ujung tombak Kemenag di masyarakat, sekaligus mampu menterjemahkan sejumlah program pemerintah seperti magrib mengaji, masyarakat berzakat. ‘’Sekaligus menggalang dukungan untuk pembangunan Gedung Islamic Center,’’ harapnya.


Untuk mendukung pembangunan Gedung Islamic Center, diakui sudah ada kesepakatan di Kemenag Kabupaten Bima untuk mempelopori pembangunannya dengan menggalang dana dari berbagai pihak, termasuk di kalangan Kemenag sendiri.
(gun)

Tidak ada komentar: