REUNI AKBAR ALUMNI 1989 SMPN 1 SAPE TAHUN 2019 JUMPA KANGEN GENERASI BIRU 1989MERAJUT UKHUWAH, MENYAMBUNG SILATURRAHIM ZELLOVER INDONESIA BEROJENG, BERGEMBIRA & BERAMAL BERSATU DALAM CANDA & TAWA DI UDARA dan DI DARAT

Selasa, 02 Juni 2020

DUKUNGAN UNTUK DR. EMRUS SIHOMBING MENJADI JUBIR KEPRESIDENAN

DR.PARASIAN SIMANUNGKALIT
DAN DR. EMRUS SIHOMBING
Saya, sebagai Ketua Umum DPN Gepenta, yang juga sebagai Relawan Gepenta JokowiMa (Jokowi-Maruf Amin), Brigjenpol Pur. Dr. Parasian Simanungkalit, sangat prihatin melihat belum tertatanya komunikasi pemerintah terkait penanganan berbagai aspek sosial dalam rangka pencegahan penyebaran dan penanganan dampak Covid-19 yang sedang terjadi di tanah air yang belum dapat dipastikan kapan berakhir.  

Tindakan komunikasi juru bicara (Jubir) Kepresidenan, khususnya bidang politik dan pemerintahan,  hukum serta sosial, yang ada di Istana masih belum bekerja optimal memberikan dukungan maksimal terhadap upaya Presiden Joko Widodo yang sangat strategis, terukur dan bagus itu.  Salah satu di antaranya kebijakan Presiden yang strategis mengeluarkan Perpu sebagai landasan aturan penanganan Covid-19.

Menurut hemat kami,  tampaknya Jubir  Kepresidenan kelu alias mendiamkan diri, seolah tidak tau mau berbuat apa bidang komunikasi sebagai tindakan komunikasi antisipatif dan juga dalam rangka menanggapi setiap masalah yang timbul.

Mengamati perkembangan komunikasi politik dan komunikasi sosial yang sudah dan yang sedang terjadi di ruang publik acapkali yang memberikan pencerahan di banyak media, termasuk di berbagai media terkemuka di Indonesia, justru datang dari orang yang bukan Jubir Kepresidenan. Kami menyaksikan sendiri yang sering tampil dalam pembahasan dan memberikan pencerahan terkait Covid-19 dari aspek komunikasi yang terbaca, terlihat dan terdengar di berbagai media adalah dari seorang pakar komunikasi yaitu Dr. Emrus Sihombing. 

Kemampuan  Dr. Emrus Sihombing dalam management komunikasi, aplikasi di lapangan dan penguasaan konsep, teori,  etika dan filsafat komunikasi termasuk mumpuni  sehingga dia sangat tepat (on the right man on the right job) menjadi Jubir Kepresidenan atau Istana.

Oleh karena itu, tidak berlebihan untuk diusulkan kepada yang terhormat Presiden RI, Bapak Joko Widodo dan Kepala KSP untuk mengevaluasi dan mereposisi  Jubir yang ada sekarang yang kelihatannya kurang  tepat pada posisi mereka sekarang. Boleh jadi mereka lebih kompeten dan produktif ditempatkan sebagai Wamen sesuai bidang ilmunya. 

Di sisi lain kami melihat bahwa Dr. Emrus Sihombing sangat piawai, profesional, kompeten dan teruji dalam bidang penanganan komunikasi sehingga mampu memberikan kontribusi untuk meningkatkan kinerja Pemerintahan Joko Widodo  bidang komunikasi di ruang publik.

Demikian kami sampaikan pandangan, analisis dan terutama sebagai usul kami, Ketua Umum DPN Gepenta, yang juga sebagai Relawan Gepenta Jokowima, Brigjen Pol. (Purn) Dr. Parasian Simanungkalit (081298071945).

Jakarta, 2 Juni 2020

Kamis, 14 Mei 2020

*Tiongkok Akan Kuasai Dunia Dengan Rencana OBOR*

DR.Drs.Parasian Simanungkalit, SH.MH
Brigjend.Pol Purn.

*PROPAGANDA KOMUNIS TIONGKOK*.
Tiongkok yang dikuasai Partai tunggal Komunis dan merupakan Negara Komunis terkuat didunia, disemua bidang IPOLEKSOSBUD HANKAM nya.
Dibidang Politik dengan ideologi Komunis, di bidang ekonomi semua Negara didunia mengadakan perjanjian hubungan ekonomi dengan Cina Tiongkok. Mengenai bidang sosial negara ini termasuk negara yang ringan tangan nembantu Negara yang kesusahan dan menderita, dalam hal budaya rakyat Cina Tiongkok hampir 2 milliar itu mempunyai budaya yang sudah ribuan tahun lalu begitu kuatnya sampai ke barongsay.
Dibidang Pertahanan sangat menonjol dan dapat dilihat pada saat memperingati Hari Kemerdekaan  Tiongkok Komunis dalam tahun 2017 membuat semua Negara merawa waswas untuk apa membangun Militer jutaan orang dengan senjata rudal dan mesin perang lainnya. Dibidang Keamanan yang masuk penjara tidak sebanyak yang ada di Indonesia. Mungkin karena mudahnya menerapkan hukuman mati termasuk Korupsi dan pembunuhan serta pengedar narkoba di dalam negeri Komunis itu. Presiden Tiongkok Xin Jiping mengumbar pengaruh bahwa di negaranya bebas menganut agama menurut kepercayaan masing masing mulai Islam, Katholik, Kristen dan Buddha..

*RENCANA OBOR"
Program modal raksasa dengan Rencana OBOR artinya One Belt One Road. Rencana yang tidak diketahui rakyat dunia baik asia eropah dan afrika apa yang terkandung rahasia mendalam dari rencana ini.
Kalau di analisa akan dibuat jalan transportasi darat dari Kota Xien Tiongkok yang dekat dengan Beijing. Yang menghubungkan ke Tajik dan Iran terus ke Moskow selanjutnya melalui negara2 daratan di eropah sampai ke Neth Rotterdam menerobos sampai ke Venice Italia sampai Athena. Bersamaan dengan pembangunan itu di bagian selatan juga dibuka jalan transportasi mulai dari kota Fuzhou dan kota Xian dejat kota Beijing melalui Vietnam terus ke kota Shanghai melalui laut menghubungkan ke Jakarta kemudian ke Singapore melalui selat Malaka tembus ke Colombo menghubungkan masuk India Calkutta masuk negara negara di Afrika sampai ke Kenya. Melalui 18 negara Arab untuk bersatu dengan Athena.
Merinding bulu roma mikir rencana raksasa Negara Komunis Tiongkok.

*GESER KEKUATAN POLISI DUNIA*
Panjang proyek jalan OBOR ini 8.050 km dan diusahakan Tiongkok selesai pada tahun 2033.
Maka Tiongkok akan menguasai ekonomi dunia dan dapat menjadi memuluskan jalan apabila mau mengerahkan militernya kepada Negara yang melawan kebijakan Komunis Tiongkok.
Apakah Amerika akan menonton saja atau seperti yang di kampanyekan Tiongkok apakah mungkin Amerika Serikat akan terpecah seperti Uni Soviet, negara negara Bagian akan merdeka sendiri?

*AMERIKA AKAN MENGGAGALKAN OBOR DAN PENGARUH TIONGKOK*
Untuk mengurangi pengaruh Tiongkok kepada semua negara didunia dengan Rencana OBORnya maka akan mendekati negara negara yang akan dilalui jalan darat tersebut. Namun dengan adanya Covid-19 sekarang  terlihat bawa Italia dan 18 Negara Arab dan negara2 lain telah mengadakan perjanjian kerja sama dengan Tiongkok mengatasi COVID-19 dan kerjasama ekonomi. Bahkan sudah ada Negara yang membuat perjanjian Pertahanan dengan Tiongkok.
Hanya yang terlihat kampanye kekuatan Amerika di Laut Cina Selatan tetapi Tiongkok juga mengirim Kapal induknya ke wilayah laut tersebut.

*INDONESIA HARUS TETAP POLITIK BEBAS AKTIF*
Pengaruh kekuatan Tiongkok terhadap Indonesia sudah mulai kita rasakan. Indonesia yang mengikuti Demokrasi Liberalisme sejak RefoĊ•masi yaitu sejak di Amandemen UUD 1945 empat kali titipan penguasa Amerika pada masa itu. Kemudian merobah Demokrasi Pancasila yaitu: "Permusyawaratan dan Perwakilan" dimana Pemilihan Presiden/wapres  dan Kepala Daerah dipilih langsung. Ini yang tidak dikenal dalam Demokrasi Pancasila.
Apakah Indonesia akan menjadi Negara yang meniru Negara lain melibatkan diri kedalam satu Blok yaitu Blok Komunis dan Blok Liberalis?

*INDONESIA TETAPLAH TIDAK MEMIHAK SALAH SATU BLOK*
Pendiri Bangsa dan Negara Indonesia tetaplah menetapkan Pancasila sebagai Dasar Negara dan untuk menyelenggarakan Pemerintahan menetapkan UUD 1945 sebagai haluan dan pedoman untuk mencapai cita cita  luhur Bangsa Indonesia yaitu Masyarakat adil dan Makmur.
Indonesia harus tetap mempertahankan jatidirinya sebagai Negara Pancasila yang Politik Luar Negerinya adalah Bebas Aktif.
Ini artinya Indonesia jangan menjadi salah satu memasuki blok. Tetaplah ibarat Ikan yang hidup di air laut tetapi tubuhnya tetap tawar. Bergaul dengan negara Komunis, Liberalis, sosialis, Nasionalis, Agamais, tetapi tetaplah  tawar bagaikan ikan diair laut supaya semua negara senang kepada Indonesia TETAP MEMPERTAHANKAN PANCASILA DAN UUD 1945.
Seperti ikan kalau tubuhnya asin seperti air laut maka banyak yang tidak senang.
Maka untuk itu karena ada udang dibalik batu dalam rencana OBOR pemerintahan Komunis Tiongkok unuk membangun jalan darat dari Fuozhou Tiongkok ke Jakarta sebaiknya tidak disetujui Pemerintah dan DPR R.I.
Jikalau disetujui maka kita telah membuka jalan Indonesia akan dikuasai oleh Negara Komunis..

*Penulis Brigjenpol Pur Dr Parasian Simanungkalit SH.MH/Ketua Umum DPN GEPENTA)*