REUNI AKBAR ALUMNI 1989 SMPN 1 SAPE TAHUN 2019 JUMPA KANGEN GENERASI BIRU 1989MERAJUT UKHUWAH, MENYAMBUNG SILATURRAHIM ZELLOVER INDONESIA BEROJENG, BERGEMBIRA & BERAMAL BERSATU DALAM CANDA & TAWA DI UDARA dan DI DARAT

Rabu, 19 September 2012

CERBER : PERJALANAN IKA SMANSA 2011-2012

"Mimpi Indah Yang Terwujud"
( 1 )
oleh : Zuraid Bima

Agustus 2011
Kriiiiiiing...suara nada dering panggilan handphone dengan nomor baru yang tidak aku kenal karena belum tersimpan data nama pemiliknya di handphoneku. Hallo siapa ini sapaku penuh penasaran, Assalamualaikum.....dengan logat khas Wawo *)  yang sangat aku kenal. 
 
Tanpa sadarpun aku belum sempat jawab salamnya aku teriak Allahu Akbar Tati........!, nama panggilan sahabat SMAku Nurtati. Waalaikumussalam gimana khabarnya dan kamu tinggal dimana sekarang ? dari seberang terdengar saya tinggal di Pasar Rebo sama keluarga. Pembicaraanpun beralih ke masalah keluarga, Suamiku orang Wawo juga, Kamu dah punya istri belum ? Aku ajawab dengan canda "Dah Mau Dua" he he he. Aku dah punya anak 2 pertama gagal dalamusia 6 bulan kandungan keguguran dan kedua Perempuan sudah berumur 11 tahun kelas VI SD namanya Ghina Muradah. Kamu dah punya anak berapa aku balik bertanya, udah 2 juga perempuan semua yang pertama dah kelas III SMP dan kedua Kelas V SD betapa kagetnya aku mendengarkan informasi dia sepertinya kami menikah hampir bersamaan tahunnya yaitu 1997. Tahun 2005 kami pernah bertemua di Terminal BUS antar kota Pulo Gadung Jakarta Timur dan kami berdua masih jomblo setelah itu tidak pernah bertemua lagi sampai awal Agustus 2012 dengan informasi sebuah jejaring sosial Facebook Nurtati mendapatkan Nomor Handphone saya lewat Kaharuddin yang juga teman seangkatan waktu SMAN 1 Sape 1992. Pembicaraanpun terputus karena Nurtati pamit mau jemput anaknya yang sekolah di SD.

bersambung ....................

Selasa, 18 September 2012

KENAPA KITA HARUS BACA AL-QUR'AN?

foto ilustrasi
SEORANG Muslim tua Amerika bertahan hidup di suatu perkebunan di suatu pegunungan sebelah timur Negara bagian Kentucky dengan cucu lelakinya yg masih muda.

Setiap pagi Kakek bangun lebih awal dan membaca Quran di meja makan di dapurnya. Cucu lelaki nya ingin sekali menjadi seperti kakeknya dan mencoba untuk menirunya dalam cara apapun semampunya.


Suatu hari sang cucu nya bertanya, ” Kakek! Aku mencoba untuk membaca Qur’An seperti yang kamu lakukan tetapi aku tidak memahaminya, dan apa yang aku pahami aku lupak an secepat aku menutup buku. Apa sih kebaikan dari membaca Qur’An? Dengan tenang sang Kakek dengan meletakkan batubara di dasar keranjang, memutar sambil melobangi keranjang nya ia menjawab, ” Bawa keranjang batubara ini ke sungai dan bawa kemari lagi penuhi dengan air.”Maka sang cucu melakukan seperti yang diperintahkan kakek, tetapi semua air habis menetes sebelum tiba di depan rumahnya.

Kakek tertawa dan berkata, “Lain kali kamu harus melakukukannya lebih cepat lagi,” Maka ia menyuruh cucunya kembali ke sungai dengan keranjang tsb untuk dicoba lagi. Sang cucu berlari lebih cepat, tetapi tetap, lagi2 keranjangnya kosong sebelum ia tiba di depan rumah. Dengan terengah-engah, ia berkata kepada kakek nya bahwa mustahil membawa air dari sungai dengan keranjang yang sudah dibolongi, maka sang cucu mengambil ember sebagai gantinya.Sang kakek berkata, ” Aku tidak mau ember itu; aku hanya mau keranjang batubara itu. Ayolah, usaha kamu kurang cukup,” maka sang kakek pergi ke luar pintu untuk mengamati usaha cucu laki-lakinya itu.


Cucu nya yakin sekali bahwa hal itu mustahil, tetapi ia tetap ingin menunjukkan kepada kakek nya, biar sekalipun ia berlari secepat-cepatnya, air tetap akan bocor keluar sebelum ia sampai ke rumah.


Sekali lagi sang cucu mengambil air ke dalam sungai dan berlari sekuat tenaga menghampiri kakek, tetapi ketika ia sampai didepan kakek keranjang sudah kosong lagi. Sambil terengah-engah ia berkata, “Lihat Kek, percuma!”


“Jadi kamu pikir percuma?” Jawab kakek.


Kakek berkata, “Lihatlah keranjangnya.”


Sang cucu menurut, melihat ke dalam keranjangnya dan untuk pertama kalinya menyadari bahwa keranjang itu sekarang berbeda. Keranjang itu telah berubah dari keranjang batubara yang tua kotor dan kini bersih, luar dalam.


“Cucuku,” ujar si kakek kemudian, “hal itulah yang terjadi ketika kamu membaca Qur’an. Kamu tidak bisa memahami atau ingat segalanya, tetapi ketika kamu membaca nya lagi, kamu akan berubah, luar dalam. Itu adalah karunia dari Allah di dalam hidup kita


singkat certitanya gini kawan?


Sang cucu segera mengambil air dengan keranjang tersebut, namun baru beberapa langkah, air tersebut sudah habis dari dalam keranjang,hingga ia mencoba berkali-kali, namun tetap belum berhasil, hingga ia berkata “kek, aku letih dan mustahil kita mengambil air dari sungai dengan keranjang ini, air akan selalu tumpah dan bocor dari lubang-lubang di dasar keranjang ini, kenapa kita tidak menggunakan ember saja?” Sang kakek menjawab, “nak, yg kau lakukan itu memang mustahil, mengisi ember atau tempat apapun dengan keranjang yg berlubang-lubang, namun lihatkah keranjangmu, bukankah ia kembali bersih seperti baru? Karena seringnya tersiram air sungai? Nah, seperti itulah perumpamaan orang yg hanya membaca Al-Qur’an saja tanpa mengerti artinya sedikitpun. Kita memang tidak mungkin mengajarkan orang tentang isi Al-Qur’an itu, namun kita pasti mendapatkan manfaat dan ilmu untuk diri kita sendiri, sehingga hati kita akan selalu bersih dari dosa-dosa dengan senantiasa membaca Al-Qur’an itu, ” sang cucu berkata, “jadi, walaupun kita tidak memahami apa yg kita baca, kita akan selalu mendapatkan manfaat dari apa yg kita baca?” Sang kakek menjawab “iya nak, namun kita tetap harus mempelajari cara membaca Al-Qur’an itu sebaik-baiknya dan terus berusaha memahami isinya, dan belajar membaca Al-Qur’an itu harus dibimbing oleh seorang guru, agar kita tidak sembarangan”****


Dari kisah diatas dapat kita ambil hikmah,


1. Seorang yg membaca Al-Qur’an walaupun tidak memahami artinya, akan tetap mendapatkan manfaat dan pahala dari bacaanya tersebut,seperti juga yg Allah kemukakan dalam Al-Qur’an surat Al-Israa’ :82


وَنُنَزِّلُ مِنَ الْقُرْآنِ مَا هُوَ شِفَاء وَرَحْمَةٌ لِّلْمُؤْمِنِينَ وَلاَ يَزِيدُ الظَّالِمِينَ إَلاَّ


خَسَاراً


“Dan Kami turunkan dari Al Quran suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al Quran itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian.”(Q.S Al-Israa’ :82)


2. Dalam belajar Al-Qur’an kita harus memiliki guru yg kompeten dan tidak boleh belajar sendiri. Bacalah Al-Qura’an saudaraku, karena dengannya kita akan mendapt rahmat dan ampunan Allah dan Rasulullah pernah bersabda,


عَنْ عُثْمَانَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ


عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ الْقُرْآنَ وَعَلَّمَهُ


Dari Utsman radliallahu ‘anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau bersabda: “Orang yang paling baik di antara kalian adalah seorang yang belajar Al Qur`an dan mengajarkannya.” (BUKHARI – 4639)


Maka saudaraku, jangan lah pernah berhenti belajar dan usahakan untuk mengajar Al-Qur’an itu, agar kita menjadi orang yg terbaik di mata Allah dan rasulNya.


Dari kisah ini, sungguh ada pelajaran penting. Jangan tajut tidak mendapat pahala saat membaca AL-Qur;an karena tidak tahu arinya, yakinlah bahwa semua akan ada balasan bai selama kita berbuat kebaikan. Dan sungguh ketika kita tidak tahu dan tidak berusaha menari tahu, sejatinya kita telah berusaha untuk tidak tahu. Kita belum tahu arti Al-Qur’an dan tidak berusaha mencari tahu artinya, maka samadengan kita menggiring dirikita kedalam kebodohan untuk tidak tahu arti Al-Qur’an selama-lamayna. Dan sungguh itu adalah kebinasaan.


kawanlu semua yang dirahmati Allah, Sudah tidak dapat kita elak lagi bahwa Al-Qur’an adalah petunjuk. Al-Qur’an adalah kiabullah yang ALLAH SWT turunkan sebagai manual hidup manusia dimuka bumi ini. Al-Qur’an adalah kitab yang sempurna, penyempurna dan pelengkap dari kitab-kitab terdahulu. Al-Qur’an mengatur segala aspek kehiduan. Jika di kitab2 sebelumnya disampaikan tentang 10 kewajiban seorang muslim maka didalam al-qur’an juga tercantum hal serupa. Jika di itan terdahulu menyerukan ketuhidan, didalam al-qur’an juga ada. Dan sungguh Al-Qur’an itu adalah penyempurna kitab-kitab sebelumnya.


Maka dari itu, sebagai seorang muslim hukumnya adalah wajib untuk mempelajari al-qur’an, mendalami, menghafal dan mengamalkannya. Dalam hal ini kita patut belajar dari sang pembawa risalah yaitu Rasulullah SAW. Bukankah beliau berakhlaq Al-Qur’an? Ya begitulah kata aisyah. Akhlaq Rasulullah adalah Al-Qur’an. Apakah kita bisa berakhlak Al-Qur’an? Semoga Bisa, namun yang jelas tidak bisa jika sesempurna akhlaqnya Rasulullah SAW. kita jarang sekali bisa menjumpai orang-orang yg berakhlaq seperti akhlaq Al-Qur’an. Kenapa demikian? Ini adalah pertanyaan besar bai kaum muslimin, khususnya di indonesia karena masyarakat indonesia mayoritas muslim. Apakah masyarakat jauh dari Al-Qur’an? Bisa ya bisa juga tidak. Ya karena masih banyak orang-orang, ibu-ibu yasinan, bapak-bapak yang rutin walaupun spekan sekali membaca ayat-ayat Al-Qur’an. Selain itu adanya kegiatan simaan-sima’an selapanan di daerah-daerah. Walaupun sayangnya jama’ah mereka mayoritas orang tua. Namun membaca Al-Qur’an saja, sebenarnya bukanlah sebuah jaminan bahwa orang tersebut berakhlak Al-Qur’an selama apa yang ia lakukan jauh dari nilai-nilai Al-Qur’an maka ia belum berakhlak Al-Qur’an.


kawanku semua yang baik…


Alkisah, ada seorang ulama yang bermimpi bertemu dengan sahabatnya di alam kubur. Ya, sahabatnya itu sudah wafat. Dalam mimpinya itu, sang sahabat selalu mendapatkan kiriman berupa pakaian baru dan makanan yang berlimpah ruah. Sang ulama merasa heran, bagaimana bisa sahabatnya yang telah wafat mendapatkan kiriman berupa pakaian dan makanan ke alam kuburnya? Pada saat terjaga, sang ulama pun penasaran.


Sang ulama kemudian pergi berkunjung ke rumah anak dari sahabatnya itu di luar kota. Sampai akhirnya, ia pun menemukan sang anak yang ternyata berprofesi sebagai seorang pedagang. Dari jauh ia memperhatikan keseharian anak itu. Dan subhanallah, ternyata anak itu tak pernah lepas dari membaca Al-Quran kecuali ketika harus melayani pembeli dan harus mendirikan shalat wajib. Setelah berdagangnya selesai, sang ulama pun menghampiri anak dari sahabatnya itu.


Sang ulama memperkenalkan diri bahwa dirinya adalah sahabat dekat dari ayahnya yang telah wafat. Sang anak pun menerima ulama tersebut dan mempersilakan masuk. Singkat cerita, sang ulama bertanya pada anak itu mengapa dia tak pernah lepas dari membaca Al-Quran. Lalu sang anak pun bercerita bahwa sewaktu ayahnya masih hidup, dirinya sering mengirimkan pakaian baru dan makanan pada ayahnya itu. Hingga kemudian ayahnya wafat, sang anak pun bersedih hati dan bingung karena tidak bisa memberikan kebaikan untuk ayahnya itu.


Lalu sang anak pun mengazamkan dirinya untuk membaca Al-Quran. Ia mengazamkan bahwa pahala dari membaca Al-Quran itu diberikan pada ayahnya di alam kubur. Ia sangat yakin bahwa ayahnya akan mendapatkan kebaikan di alam kubur sana dari amalan membaca Al-Quran itu. Dan sang ulama pun mengesat air matanya yang jatuh sejak tadi. Bibirnya tersenyum bangga bahwa anak dari sahabatnya itu adalah seorang anak saleh yang bisa membahagiakan ayahnya meski sudah berbeda dunia. Subhanallah


semoga memberi kita pemahaman akan pentingnya membaca Alquran setiap hari. Yuk kita baca alquran setiap hari..
 

Sumber : COPAS FB : http://www.facebook.com/abu.salma.94

Rencana Strategis KEMDIKNAS 2010-2014


Rencana Strategis KEMDIKNAS 2010-2014

Minggu, 16 September 2012

Penjahat dan Penipu Pembuat Film Anti Islam

California man confirms role in anti-Islam film
LOS ANGELES (AP) — The search for those behind the provocative, anti-Muslim film implicated in violent protests in Egypt and Libya led Wednesday to a California Coptic Christian convicted of financial crimes who acknowledged his role in managing and providing logistics for the production.
Nakoula Basseley Nakoula, 55, told The Associated Press in an interview outside Los Angeles that he was manager for the company that produced "Innocence of Muslims," which mocked Muslims and the prophet Muhammad and may have caused inflamed mobs that attacked U.S. missions in Egypt and Libya. He provided the first details about a shadowy production group behind the film.
Nakoula denied he directed the film and said he knew the self-described filmmaker, Sam Bacile. But the cell phone number that AP contacted Tuesday to reach the filmmaker who identified himself as Sam Bacile traced to the same address near Los Angeles where AP found Nakoula. Federal court papers said Nakoula's aliases included Nicola Bacily, Erwin Salameh and others.
Nakoula told the AP that he was a Coptic Christian and said the film's director supported the concerns of Christian Copts about their treatment by Muslims.
Nakoula denied he had posed as Bacile. During a conversation outside his home, he offered his driver's license to show his identity but kept his thumb over his middle name, Basseley. Records checks by the AP subsequently found it and other connections to the Bacile persona.
The AP located Bacile after obtaining his cell phone number from Morris Sadek, a conservative Coptic Christian in the U.S. who had promoted the anti-Muslim film in recent days on his website. Egypt's Christian Coptic population has long decried what they describe as a history of discrimination and occasional violence from the country's Arab majority.
Pastor Terry Jones of Gainesville, Florida, who burned Qurans on the ninth anniversary of the Sept. 11, 2001 terror attacks, said he spoke with the movie's director on the phone Wednesday and prayed for him. He said he has not met the filmmaker in person, but the man contacted him a few weeks ago about promoting the movie.
"I have not met him. Sam Bacile, that is not his real name," Jones said. "I just talked to him on the phone. He is definitely in hiding and does not reveal his identity. He was quite honestly fairly shook up concerning the events and what is happening. A lot of people are not supporting him."
The film was implicated in protests that resulted in the burning of the U.S. consulate Tuesday in the eastern Libyan city of Benghazi.
Libyan officials said Wednesday that Ambassador Chris Stevens and three other embassy employees were killed during the mob violence, but U.S. officials now say they are investigating whether the assault was a planned terrorist strike linked to Tuesday's 11-year anniversary of the 9/11 terror attacks.
Nakoula, who talked guardedly about his role, pleaded no contest in 2010 to federal bank fraud charges in California and was ordered to pay more than $790,000 in restitution. He was also sentenced to 21 months in federal prison and ordered not to use computers or the Internet for five years without approval from his probation officer.
The YouTube account, "Sam Bacile," which was used to publish excerpts of the provocative movie in July, was used to post comments online as recently as Tuesday, including this defense of the film written in Arabic: "It is a 100 percent American movie, you cows."
Assistant U.S. Attorney Jennifer Leigh Williams said Nakoula set up fraudulent bank accounts using stolen identities and Social Security numbers, then checks from those accounts would be deposited into other bogus accounts from which Nakoula would withdraw money at ATM machines.
It was "basically a check-kiting scheme," the prosecutor told the AP. "You try to get the money out of the bank before the bank realizes they are drawn from a fraudulent account. There basically is no money."
The actors in the film issued a joint statement Wednesday saying they were misled about the project and said some of their dialogue was crudely dubbed during post-production.
In the English language version of the trailer, direct references to Muhammad appear to be the result of post-production changes to the movie. Either actors aren't seen when the name "Muhammad" is spoken in the overdubbed sound, or they appear to be mouthing something else as the name of the prophet is spoken.
"The entire cast and crew are extremely upset and feel taken advantage of by the producer," said the statement, obtained by the Los Angeles Times. "We are 100 percent not behind this film and were grossly misled about its intent and purpose. We are shocked by the drastic rewrites of the script and lies that were told to all involved. We are deeply saddened by the tragedies that have occurred."
The person who identified himself as Bacile and described himself as the film's writer and director told the AP on Tuesday that he had gone into hiding. But doubts rose about the man's identity amid a flurry of false claims about his background and role in the purported film.
Bacile told the AP he was an Israeli-born, 56-year-old, Jewish writer and director. But a Christian activist involved in the film project, Steve Klein, told AP on Wednesday that Bacile was a pseudonym and that he was Christian.
Klein had told the AP on Tuesday that the filmmaker was an Israeli Jew who was concerned for family members who live in Egypt.
Officials in Israel said there was no record of Bacile as an Israeli citizen.
When the AP initially left a message for Bacile, Klein contacted the AP from another number to confirm the interview request was legitimate then Bacile called back from his own cell phone.
Klein said he didn't know the real name of the man he called "Sam," who came to him for advice on First Amendment issues.
About 15 key players from the Middle East — from Syria, Iraq, Turkey, Pakistan, Iran and a couple Coptic Christians from Egypt — worked on the film, Klein said.
"Most of them won't tell me their real names because they're terrified," Klein said. "He was really scared and now he's so nervous. He's turned off his phone."
The Southern Poverty Law Center, which monitors hate groups, said Klein is a former Marine and longtime religious-right activist who has helped train paramilitary militias at a California church. It described Klein as founder of Courageous Christians United, which conducts protests outside abortion clinics, Mormon temples and mosques.
It quoted Klein as saying he believes that California is riddled with Muslim Brotherhood sleeper cells "who are awaiting the trigger date and will begin randomly killing as many of us as they can."
In his brief interview with the AP, Bacile defiantly called Islam a cancer and said he intended the film to be a provocative political statement condemning the religion.
But several key facts Bacile provided proved false or questionable. Bacile told AP he was 56 but identified himself on his YouTube profile as 74. Bacile said he is a real estate developer, but Bacile does not appear in searches of California state licenses, including the Department of Real Estate.
Hollywood and California film industry groups and permit agencies said they had no records of the project under the name "Innocence of Muslims," but a Los Angeles film permit agency later found a record of a movie filmed in Los Angeles last year under the working title "Desert Warriors."
A man who answered a phone listed for the Vine Theater, a faded Hollywood movie house, confirmed that the film had run for a least a day, and possibly longer, several months ago, arranged by a customer known as "Sam."
Google Inc., which owns YouTube, pulled down the video Wednesday in Egypt, citing a legal complaint. It was still accessible in the U.S. and other countries.
Klein told the AP that he vowed to help make the movie but warned the filmmaker that "you're going to be the next Theo van Gogh." Van Gogh was a Dutch filmmaker killed by a Muslim extremist in 2004 after making a film that was perceived as insulting to Islam.
"We went into this knowing this was probably going to happen," Klein said.
___
Braun reported from Washington.
Associated Press writers Shaya Tayefe Mohajer and Michael Blood in Los Angeles, Tamara Lush in Tampa, Florida, and AP researcher Rhonda Shafner in New York contributed to this report.