REUNI AKBAR ALUMNI 1989 SMPN 1 SAPE TAHUN 2019 JUMPA KANGEN GENERASI BIRU 1989MERAJUT UKHUWAH, MENYAMBUNG SILATURRAHIM ZELLOVER INDONESIA BEROJENG, BERGEMBIRA & BERAMAL BERSATU DALAM CANDA & TAWA DI UDARA dan DI DARAT

Jumat, 20 Oktober 2017

TIONGHOA MENGGUGAT

by Zeng Wei Jian
"Bilangin ke mereka, kita aja yang Tionghoa gak ngerasa terganggu, apalagi tersinggung, kok 'elu' yang repot." 

Jumat siang, tanggal 20 Oktober 2017, sekitar pukul 02.20 WIB, suasana Balai Kota terasa damai. 

H. Jusuf Hamka (Kepala Suku Tionghoa Muslim) melangkah agak cepat. Dia datang bersama Bambang Akuet (Ketua Klenteng Jin De Yuan-Glodok), Mr. Apao (Tanah Abang), Layhok (Bos Batik), dan Buntario (Notaris). Semuanya bermata sipit dan kulit kuning. Mereka Tionghoa. Mereka hendak menghadap Sekda Saefullah di lantai 4 (empat) Gedung DKI. 

Ternyata, mereka ingin merilis Konferensi Pers. Sekda kasi izin. Malahan, dia memfasilitasi acara dengan panggil sekitar 15 (lima belas) wartawan yang mangkal di Balai Kota.  

Konferensi Pers tidak dilaksanakan sebelum Lieus Sungkharisma datang. Dia kena macet. Ada aksi di sekitar Istana Merdeka. Satu jam kemudian, Lieus Sungkharisma tiba. 

H. Jusuf Hamka membuka konferensi pers. Dia minta polemik soal kata "pribumi" dihentikan. Pidato Anies sama sekali tidak bertendensi mendiskriminasi golongan ras tertentu, apalagi Tionghoa. Menurutnya, sedikitpun, Anies tidak punya benih-benih seorang rasis. 

Lieus Sungkharisma berkata, "Saya ada di lokasi saat Pak Anies Baswedan menyampaikan pidato". Kata-kata Anies bakar semangat Lieus Sungkharisma membangun bangsa dan negara. 

Keesokan harinya, dia heran saat ada sekelompok orang meributkan pidato Anies tersebut. "Gak abis pikir saya," kata Lieus Sungkharisma. 

Kepada saya, H. Jusuf Hamka minta pernyataannya dicatet. Dia bilang, "Bilangin ke mereka, kita aja yang Tionghoa gak ngerasa terganggu, apalagi tersinggung, kok 'elu' yang repot." 

THE END
FB : Arie S Syahna

Tidak ada komentar: