REUNI AKBAR ALUMNI 1989 SMPN 1 SAPE TAHUN 2019 JUMPA KANGEN GENERASI BIRU 1989MERAJUT UKHUWAH, MENYAMBUNG SILATURRAHIM ZELLOVER INDONESIA BEROJENG, BERGEMBIRA & BERAMAL BERSATU DALAM CANDA & TAWA DI UDARA dan DI DARAT

Kamis, 26 Januari 2012

KESAKSIAN "Detik-Detik Pengrusakan & Pembakaran Pemda BIMA"



Curhat ala Abunawas : KISAH SEDIH KAMIS KELABU PENGRUSAKAN KANTOR BUPATI BIMA

 
 
 
 
 
 
Rate This
Ditulis oleh Arief Rachman
Tidak sedikitpun terlintas dalam pikiran saya, aksi demonstrasi masyarakat anti tambang hari ini (26/01) berakhir anarkis membakar seluruh fasilitas kantor Bupati Bima.
”saya yakin tidak akan ada aksi anarkis, apalagi sampai membakar kantor pemerintah”, Apalagi pukul 09.20 wita saya mengontak Drs. M. Jacub yang kebetulan berdomisili di Desa Lanta Lambu, yang mengatakan aksi ini adalah aksi damai.
Yacub menceritakan, masyarakat yang datang berdemo menggunakan motor kurang lebih tujuh puluan kendaraan motor roda dua. meski, Dia tidak berani merinci secara pasti. Hanya dia menambahkan, kosentrasi massa diberangkatkan di lapangan Desa Rato Kecamatan Lambu. Dan, dia menyakinkan bahwa saat iring-iringan sepeda motor sebelum berkumpul di lapangan Rato mengajak untuk melakukan aksi damai.
Makanya, saya menyakinkan diri dan beberapa rekan yang masih ada di ruangan bahwa tidak usah kuatir, tidak mungkin ada aksi anarkis hingga membakar kantor.
Rekan saya, Yan Suryadin, juga berpendapat sama. ”Iyalah, gak beranilah kalee sampai merusak apalagi membakar. Lha, ada brikade polisi kok. Kalau sampai mereka anarkis sama saja mereka menodai aksi mereka”. Komentarnya menyakinkan
Pukul 09.45, terlihat dari arah timur rombongan pertama sampai, kurang lebih hanya puluhan motor. Dan, diwaktu yang sama, Sunardi rekan saya juga, kebetulan berada dalam ruangan Humas mendapat telpon dari temannya, kalau saat ini kalau iringan rombongan kedua pendemo telah sampai di stasiun Kumbe Kota Bima yang berjarak 5 KM dari Kantor Pemkab Bima.
”ah, kita sebaiknya pulang saja bang”, ajak Sunardi, meski dia juga tidak mau berandai-andai kalau terjadi anarkis.
Pukul 10.00 wita, saya memutuskan untuk melihat situasi pendemo. Sempat beberapa menit berkumpul disebelah gedung Paruga Parenta melihat orasi dari pendemo. Melihat suasana aksi, saya beralibi kalau aksi ini akan ditunggangi oleh provokator.
”saya kira salah satu pendemo yang memakai baju kuning dan kacamata adalah provokator”, seloroh saya pada rekan yang berdiri disamping. Meski, saya tidak bisa memastikan siapa orangnya, karena jarak pandang yang terbatas. Tapi, saya bisa melihat gelagatnya yang mengepal-ngepalkan tangannya pada kami semua yang ada.
Pukul 10.15 saya kembali ke ruangan, dengan maksud melanjutkan pekerjaan. Waktu yang sama saya pastikan pada istri saya dirumah yang kuatir yang sudah mendengar akan ada demo dari adik yang telah menceritakan padanya. Sialnya, battere hp saya drop. Ah, keruangan Bupati saja, rencananya mau pinjam telp. Saya masuk keruangan bupati bertemu dengan Yusuf salah seorang penjaga yang bertugas diruangan Bupati Bima. Ucup pun berkata, udahlah mas kita stand by disini saja tidak akan ada apa-apa, sambil dia mengunci ruangan Bupati. Mungkin, saat itu adalah terakhir saya menginjakkan ruang Bupati yang kini tinggal puing-puing.
Perasaan saya tidak enak, saya tidak jadi telp diruangan Bupati. Saya katakan sama Ucup, Ucup aku balik keruangan sajalah. Nah, karena saya mau balik, Ucup membuka lagi ruangan bupatiyang tadi dikunci dengan maksud biar saya dan dia saja yang ada diruangan Bupati.
Pukul 10.43, saya sms istri saya menggunakan koneksi internet gmail yang menyediakan konten sms, saya katakan, ” ayank, battere papi habis, gak ada orang demo kok cuman seutil, jadi aman-aman saja”. Pukul 10.54 wita, saya mengirimkan sms kedua yang isinya, ” papi mau diwawancara Bima TV seputar aktivitas PNS dengan adanya demo”.
Saya kembali menanyakan pada rekan kerja Yan Suryadin dan Sunardin. Kami bertiga masih ada diruangan, karena memang ditugaskan untuk menjaga ruangan. Sementara, rekan humas dan protokol yang lain telah berangkat ke bandara untuk menjemput rombongan Komisi II DPR RI. Dan, seharusnya, saya juga ikut meliput kegiatan itu. Kalau saya jadi ikut, mungkin motor saya yang biasa tiap harinya terparkir pas dibelakang kantor KPU akan ikut terbakar. Tetapi, Nasib berkata lain, pukul 09.00 saat itu, seperti biasa saya ke masjid melaksanakan sholat Sunnat Duha, dan rombongan mobil Humas sudah berangkat meninggalkan saya.
Kembali kesituasi kami bertiga yang masih berada diruangan Humas. Saya bertanya lagi, Gimana nih, apa kita pulang saja, atau menunggu diluar ruangan saja?.
Udahlah kita keluar saja, kata Yan. Nah, senada dengan Sunardin pulang ajalah katanya.
Mungkin, inilah saat-saat terakhir kami melihat ruangan, tumbennya saya rajin mengunci semua jendela. Biasanya, saya malas dan cuek saja. Dan, tidak pernah mengunci jendela. Nah, saat itu, dari jendela ujung utara sampai selatan saya kunci satu-satu. Malah Yan sempat berkelakar, ”mas umbu bawa saja dua bingkai fotonya sayang kalau ditinggalkan”.
Akhirnya, Yan yang memegang kunci menutup ruangan. Tepat Pukul 11.00, saya masih sempat melihat masa dari arah barat berdatangan dengan satu buah mobil. Selang 30 menit masa dari arah timur juga bergabung. Terlihat, ada tiga buah mobil dengan masing-masing orator.
Pukul 12.05 azan Dhuhur dikumandangkan, pendemo hanya diam saat azan saja. Setelah azan selesai dikumandangkan orasi mereka dilanjutkan.
Pukul 12.20 saya memutuskan untuk meninggalkan kantor pemda. Meski, situasi saat itu masih bisa terkendali. Setelah berputar-putar keliling, saya memutuskan untuk masuk ke Kantor Walikota Bima yang letaknya bersebelahan dengan kantor Bupati Bima. Rupanya, disana saya bertemu dengan rekan PNS lain yang juga ingin menyaksikan demo. Sempat saya, ingatkan kesalah satu staf bagian umum Rudi agar mobil pemadam kebakaran yang saat ini diparkir di areal timur dipindahkan.
Pukul 13:18, saya posting di grup BBM Humas pemkab Bima, mari kita membaca alfatiha agar kantor kita terhindar dari anarkisme. Pukul 13:19, Massa mulai sedikit panas, berteriak, pagar timur sudah mulai jebol. Pukul 13:22, massa ada yang memasukan batu dihalaman upacara Pemkab dan papan kayu dibagian timur roboh. Pukul 13:24, Massa udah mulai melempar pos jaga di pintu masuk timur. Pukul 13:25, Massa mengusir dan melempari wartawan dan penonton demo yang mencoba mengambil gambar lewat Hp ataupun kamera video. Pukul 13:27, saya posting lagi kalau bisa selamatkan mobil pemadam kebakaran yang masih terparkir dihalaman timur pemkab. Pukul 13:32. tampak pegawai pemkot juga terlihat siaga. Pukul 13.45, saya posting lagi di grup, ” sebelum terjadi anarkis, ada yang saranin untuk membuka dialog dengan perwakilan pendemo”. Pukul13:46, massa sudah mulai melemparkan batu ke halaman Pemkab Bima, meski orator berkali-kali mengatakan jangan anarkis. Pukul 13:47, mobil 3 buah pemadam dipindahkan kehalaman kantor walikota. Pukul 13:56, Massa udah menyerbu kantor. Pukul 14:03, terlihat asap mengepul dikantor Bupati.

Arief Rachman
Pemerintah Kabupaten Bima
Humas dan Protokol Setda Bima

2 komentar:

Anonim mengatakan...

no comment

ZELLO INDONESIA mengatakan...

ntu comment !