Filsafat pendidikan merupakan aplikasi filsafat dalam pendidikan (Kneller, 1971). Pendidikan membutuhkan filsafat karena masalah-masalah pendidikan tidak hanya menyangkut pelaksanaan pendidikan yang dibatasi pengalaman, tetapi masalah-masalah yang lebih luas, lebih dalam, serta lebih kompleks, yang tidak dibatasi pengalaman maupun fakta-fakta pen...didikan, dan tidak memungkinkan dapat dijangkau oleh sains pendidikan. Seorang pendidik, baik sebagai pribadi maupun sebagai pelaksana pendidikan, perlu mengetahui filsafat pendidikan. Seorang pendidik perlu memahami dan tidak boleh buta terhadap filsafat pendidikan, karena tujuan pendidikan senantiasa berhubungan langsung dengan tujuan hidup dan kehidupan individu maupun masyarakat yang menyelenggarakan pendidikan. Tujuan pendidikan perlu dipahami dalam hubungannya dengan tujuan hidup. Pendidik sebagai pribadi mempunyai tujuan hidupnya dan pendidik sebagai warga masyarakat mempunyai tujuan hidup bersama. Filsafat pendidikan harus mampu memberikan pedoman kepada para pendidik (pendidik). Hal tersebut akan mewarnai sikap perilakunya dalam mengelola proses belajar mengajar (PBM). Selain itu pemahaman filsafat pendidikan akan menjauhkan mereka dari perbuatan meraba-raba, mencoba-coba tanpa rencana dalam menyelesaikan masalah-masalah pendidikan.
Permasalahan:
Bagaimana peranan filsafat pendidikan bagi pendidik? Apa yang menentukan filsafat pendidikan seorang pendidik?
Peranan filsafat pendidikan ditinjau dari tiga lapangan filsafat, yaitu:
1. Metafisika
Metafisika merupakan bagian filsafat yang mempelajari masalah hakekat:
hakekat dunia, hakekat manusia, termasuk di dalamnya hakekat anak. Metafisika secara praktis akan menjadi persoalan utama dalam pendidikan. Karena anak bergaul dengan dunia sekitarnya, maka ia memiliki dorongan yang kuat untuk memahami tentang segala sesuatu yang ada. Memahami filsafat ini diperlukan secara implisit untuk mengetahui tujuan pendidikan.
Seorang pendidik seharusnya tidak hanya tahu tentang hakekat dunia dimana ia tinggal, tetapi harus tahu hakekat manusia, khususnya hakekat anak.
Hakekat manusia:
Manusia adalah makhluk jasmani rohani
Manusia adalah makhluk individual sosial
Manusia adalah makhluk yang bebas
Manusia adalah makhluk menyejarah
2. Epistemologi
Kumpulan pertanyaan berikut yang berhubungan dengan para pendidik adalah epistemologi. Pengetahuan apa yang benar? Bagaimana mengetahui itu berlangsung? Bagaimana kita mengetahui bahwa kita mengetahui? Bagaimana kita memutuskan antara dua pandangan pengetahuan yang berlawanan? Apakah kebenaran itu konstan, ataukah kebenaran itu berubah dari situasi satu ke situasi lainnya? Dan akhirnya pengetahuan apakah yang paling berharga?
Bagaimana menjawab pertanyaan epistemologis tersebut, itu akan memiliki implikasi signifikan untuk pendekatan kurikulum dan pengajaran. Pertama pendidik harus menentukan apa yang benar mengenai muatan yang diajarkan, kemudian pendidik harus menentukan alat yang paling tepat untuk membawa muatan ini bagi warga belajar. Meskipun ada banyak cara mengetahui, setidaknya ada lima cara mengetahui sesuai dengan minat/kepentingan masing-masing pendidik, yaitu mengetahui berdasarkan otoritas, wahyu Tuhan, empirisme, nalar, dan intuisi.
Pendidik tidak hanya mengetahui bagaimana warga belajar memperoleh pengetahuan, melainkan juga bagaimana warga belajar mengikuti pembelajaran. Dengan demikian epistemologi memberikan sumbangan bagi teori pendidikan dalam menentukan kurikulum. Pengetahuan apa yang harus diberikan kepada anak dan bagaimana cara untuk memperoleh pengetahuan tersebut, begitu juga bagaimana cara menyampaikan pengetahuan tersebut.
3. Aksiologi
Cabang filsafat yang membahas nilai baik dan nilai buruk, indah dan tidak indah, erat kaitannya dengan pendidikan, karena dunia nilai akan selalu dipertimbangkan atau akan menjadi dasar pertimbangan dalam menentukan tujuan pendidikan. Langsung atau tidak langsung, nilai akan menentukan perbuatan pendidikan. Nilai merupakan hubungan sosial.
Pertanyaan-pertanyaan aksiologis yang harus dijawab pendidik adalah: Nilai-nilai apa yang dikenalkan pendidik kepada warga belajar untuk diadopsi? Nilai-nilai apa yang mengangkat manusia pada ekspresi kemanusiaan yang tertinggi? Nilai-nilai apa yang benar-benar dipegang orang yang benar-benar terdidik?
Pada intinya aksiologi menyoroti fakta bahwa pendidik memiliki suatu minat tidak hanya pada kuantitas pengetahuan yang diperoleh warga belajar melainkan juga dalam kualitas kehidupan yang dimungkinkan karena pengetahuan. Pengetahuan yang luas tidak dapat memberi keuntungan pada individu jika ia tidak mampu menggunakan pengetahuan untuk kebaikan.
Filsafat pendidikan terdiri dari apa yang diyakini seorang pendidik mengenai pendidikan, atau merupakan kumpulan prinsip yang membimbing tindakan profesional pendidik. Setiap pendidik baik mengetahui atau tidak memiliki suatu filsafat pendidikan, yaitu seperangkat keyakinan mengenai bagaimana manusia belajar dan tumbuh serta apa yang harus manusia pelajari agar dapat tinggal dalam kehidupan yang baik.
Filsafat pendidikan secara fital juga berhubungan dengan pengembangan semua aspek pengajaran. Dengan menempatkan filsafat pendidikan pada tataran praktis, para pendidik dapat menemukan berbagai pemecahan permasalahan pendidikan.
Terdapat hubungan yang kuat antara perilaku pendidik dengan keyakinannya:
1. Keyakinan mengenai pengajaran dan pembelajaran
Komponen penting filsafat pendidikan seorang pendidik adalah bagaimana memandang pengajaran dan pembelajaran, dengan kata lain, apa peran pokok pendidik? Sebagian pendidik memandang pengajaran sebagai sains, suatu aktifitas kompleks. Sebagian lain memandang sebagai suatu seni, pertemuan yang spontan, tidak berulang dan kreatif antara pendidik dan warga belajar. Yang lainnya lagi memandang sebagai aktifitas sains dan seni. Berkenaan dengan pembelajaran, sebagian pendidik menekankan pengalaman-pengalaman dan kognisi warga belajar, yang lainnya menekankan perilaku warga belajar.
2. Keyakinan mengenai warga belajar
Akan berpengaruh besar pada bagaimana pendidik mengajar? Seperti apa warga belajar yang pendidik yakini, itu didasari pada pengalaman kehidupan unik pendidik. Pandangan negatif terhadap warga belajar menampilkan hubungan pendidik-warga belajar pada ketakutan dan penggunaan kekerasan tidak didasarkan kepercayaan dan kemanfaatan. Pendidik yang memiliki pemikiran filsafat pendidikan mengetahui bahwa anak-anak berbeda dalam kecenderungan untuk belajar dan tumbuh.
3. Keyakinan mengenai pengetahuan
Berkaitan dengan bagaimana pendidik melaksanakan pengajaran. Dengan filsafat pendidikan, pendidik akan dapat memandang pengetahuan secara menyeluruh, tidak merupakan potongan-potongan kecil subyek atau fakta yang terpisah.
4. Keyakinan mengenai apa yang perlu diketahui
Pendidik menginginkan para warga belajarnya belajar sebagai hasil dari usaha mereka, sekalipun masing-masing pendidik berbeda dalam meyakini apa yang harus diajarkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima Kasih Atas Kunjungan Anda dan Tinggalkan Komentar !