REUNI AKBAR ALUMNI 1989 SMPN 1 SAPE TAHUN 2019 JUMPA KANGEN GENERASI BIRU 1989MERAJUT UKHUWAH, MENYAMBUNG SILATURRAHIM ZELLOVER INDONESIA BEROJENG, BERGEMBIRA & BERAMAL BERSATU DALAM CANDA & TAWA DI UDARA dan DI DARAT

Senin, 18 Desember 2017

KETUM GEPENTA DUKUNG PERNYATAAN SIKAP NKRI ATAS PALESTINA

Desember 18, 2017


Ketua Umum Dewan Pimpinan  Nasional Gerakan Nasional Peduli Anti Narkoba, Tawuran dan Anarkhis (DPN GEPENTA), Dr Parasian Simanungkalit mendukung sikap Unjuk Rasa 1712 di Silang Monas karena sesuai dengan Visi dan Misi GEPENTA.

“Aksi 17 Desember itu merupakan sikap umat Islam dan bangsa Indonesia yang sudah jelas sikap kita itu tertulis dalam Pembukaan UUD 1945 yang menyatakan bahwa Penjajahan harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan Peri keadilan dan Peri kemanusiaan,” tegas Parasian di Jakarta, Senin (18/12/2017).

Menurut Parasian, untuk menciptakan dunia yang aman dan damai hanya itu hanya dimungkinkan jika semua negara menghormati Kemerdekaan negara lain.

Jenderal Bintang Satu ini menjelaskan, bahwa sikap bangsa Indonesia ini bukan hanya sikap dari umat Islam Indonesia karena masalah negara Palestina bukanlah masalah agama.

Di Palestina, katanya, komposisi demografi yang  memeluk agama Yahudi lebih banyak dan disusul umat Islam dan Kristen. Oleh karena itu apa yang disampaikan oleh Presiden Indonesia Joko Widodo merupakan langkah yang tepat, menyelesaikan pertikaian dan peperangan di kawasan timur tengah hanyalah pengakuan Kemerdekaan kepada Palestina, dan juga Palestina mengakui Kemerdekaan Israel.

GEPENTA menilai sikap dukungan Indonesia kepada kemerdekaan Palestina karena bangsa Indonesia telah merasakan bagaimana sakitnya dijajah oleh bangsa lain.

Dia memahami, bagi umat Islam  Indonesia masalah Israel dan Palestina tidak terlepas dengan dengan masalah agama namun yang paling tepat adalah bahwa Bangsa dan Negara Indonesia mendukung Kemerdekaan Palestina karena harus dihapuskan penjajahan diatas dunia ini pejajahan atas bangsa terhadap bangsa lain.

“Israel harus menghentikan penjajahan terhadap bangsa Palestina,  hentikan pertikaian dan perang di kawasan itu agar tercipta perdamaian dunia,” harap Ketua DPN Gepenta. gepentanews.com (Zul)

Senin, 11 Desember 2017

VISI & MISI GEPENTA

Jakarta, 11 Desember 2017
Dr. Parasian Simanungkalit, SH.MA

Visi GEPENTA : "Menciptakan Indonesia Negeri aman damai makmur dan sejahtera tanpa narkoba tawuran dan anarkis, untuk tetap tegaknya NKRI berdasarkan Pancasila dan UUD 1945".

Missi GEPENTA : "Menggerakkan rakyat setempat diseluruh Indonesia untuk bangkit dan sadar bersama Pemerintah mencegah dan menanggulangi bahaya narkoba, Tawuran dan Anarkis untuk mewujudkan cita cita luhur Bangsa Indonesia Masyarakat Adil dan Makmur"..

Tugas Gepenta:
  1. Mencegah penyalahgunaan natkoba, perbuatan tawuran dan Anarkis.
  2. Memberantas peredaran narkoba dan perbuatan tawuran anarkis.
  3. Rehabilitsi korban pengguna narkoba, tawuran dan anarkis.
  4. Melakukan Sosial Kontrol terhadap penyalahgunaan narkoba, peristiwa tawuran dan anarkis....

Program Umum GEPENTA Periode 2018-2022:

"PERTAHANKAN NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA DENGAN PERLAWANAN RAKYAT SEMESTA"

1. Pada masa Perang:
    A. Invasi Militer Asing.
    B. Pemberontakan bersenjata.

2. Pada Masa Non Perang:
  • Mencegah dan Menanggulangi Narkoba.
  • Mencegah dan menanggulangi tawuran dan anarkis.
  • Mencegah dan menanggulangi radikalisme terorisme.
  • Mencegah dan menanggulangi makar dan merongrong kewibawaan Pemerintah.
  • Mencegah dan menanggulangi Korupsi.
  • Mencegah dan menanggulangi gangguan Kamtibmas intensitas tinggi.
  • Mencegah dan menanggulangi Pungli...

Demikian rumusan  dan penyempurnaan VISI, MISSI DAN TUPOKSI GEPENTA Periode 2018-2022..

*Salam Gepenta: "Haramkan Narkoba Cegah Tawuran dan Anarkis"*

*KETUM DPN GEPENTA*

Minggu, 10 Desember 2017

Selamatkan NKRI dari Pemecah Belah dan Saling Curiga Karena Tidak Saling Kenal !

Selamatkan NKRI dari Pemecah Belah !
"KRONOLOGIS & KLARIFIKASI RESMI USTADZ ABDUL SOMAD"

1. Kamis, 7 Desember 2017

Saya mendapat berita di group WA bahwa KRB menetapkan syarat bahwa saya diterima di Bali jika mau berikrar di Rumah Kebangsaan.

Saya menolak karena:

A. Saya bukan pemberontak
B. Saya tidak terdaftar di ormas terlarang
C. Saya mendapat beasiswa Mesir-Indonesia tahun 1998 setelah lulus Pancasila dan P4. Saya lulus tes PNS 2008 karena bukan anti Pancasila. Sampai sekarang mengajarkan cinta kebangsaan dari kampus sampai desa terpencil.

2. Kamis, jam 22.15 WIB

Saya kirimkan WA ke panitia:

"Pak, kalau mereka tetap meminta saya ikrar kebangsaan. Saya tidak hadir". Panitia menjawab: "Kita masih dialog dengan Polda".

3. Jumat, 8 Desember 2017

Jam 00.15 WIB saya WA panitia, "Bagaimana Pak, sudah ada keputusan?" Jam 04:17 WIB balasan dari panitia masuk: "Kami koordinasikan ke berbagai pihak, tafadh-dhol Ustad untuk berangkat." Saya fahami dari WA ini bahwa masalah sudah clear.

4. Jumat jam 12.30 WITA kami mendarat di Bandara Internasional Ngurah Rai, Denpasar, Bali. Kami sudah menunggu panitia di bandara, kami dibawa ke hotel. Makan dan istirahat.

5. Jumat jam 16:00 WITA:

Saya dibangunkan, saya curiga akan "disidang". Saya minta kepada tim untuk membeli tiket, "Kita pulang, karena ini di luar kesepakatan. Kelihatannya kita dijebak". Saya dibawa ke salah satu ruangan hotel. Disana sudah menunggu sekitar 10-15 orang.

Mereka meminta saya berikrar. Saya klarifikasi bahwa semua yang dituduhkan ke diri saya adalah fitnah. Karena saya menolak berikrar, mereka melontarkan kata-kata tidak layak: "Ngeles!", "Seperti PKI", "Panitia mendatangkan Ustad otak SD", "Pulangkan saja!", dan lain-lain.

Saya memilih pulang. Saya kembali ke kamar hotel untuk siap-siap pulang ke bandara. 

6. Sekitar pukul 17:00 WITA

Ketua PW NU Bali yang dari awal mendampingi, menangis memikirkan apa yang akan terjadi kalau saya pulang. Dari pihak hotel menyampaikan bahwa situasi di seputaran hotel (lobby, halaman) tidak terkendali, massa KRB demo penolakan, hotel tidak bertanggung jawab jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

Seorang Bapak Polisi masuk menyampaikan ada jalan belakang hotel menuju mobil jika ingin meninggalkan hotel karena pintu depan tidak terkendali.

Kapolresta Denpasar dan Dandim masuk, meminta agar mempertimbangkan, selamatkan ummat. Di Masjid An-Nur sudah ada 5000-an jamaah yang siap datang ke hotel. Situasi memanas dan mencekam.

7. Sekitar jam 18:00 WITA

Bismillah. Saya dan semua yang ada di kamar menuju ruangan mediasi awal. Pak Kapolres memberikan sambutan singkat. Gus Yadi membawa bendera, dicium semua yang ada di ruangan.

Kami keluar ruangan menuju lobby hotel. Pengunjuk rasa bergemuruh. Pengawalan ketat.

Pengunjuk rasa tetap berteriak: "Nyanyikan dari hati, jangan di mulut saja!". Menyanyikan Indonesia Raya. Saat bersalaman mereka menarik dan mencengkeram kuat.

Setelah usai, kami kembali ke kamar.

8. Selepas Isya

Kami menuju Masjid An-Nur, ceramah 100 menit. Jamaah antusias.

Acara selesai, kami kembali ke hotel. tvOne minta live call jam 22.00 WITA.

Saya sampaikan untuk menenangkan netizen yang heboh: "Saya dalam keadaan aman. Sudah Tabligh Akbar. Sudah di hotel".

9. Sabtu 9 Desember 2017

Kajian Shubuh di Masjid Baiturrahmah berjalan lancar, kemudian seharian penuh istirahat dan menyambut tamu-tamu dan jamaah di hotel.

Menjelang Maghrib hadir PW NU, Muhammadiyah, MUI Bali, GNPF, dan lain-lain. Ba'da Isya kami ke Masjid Baiturrahmah Tabligh Akbar terakhir.

10. Ahad 10 Desember 2017

Selepas Shalat Shubuh kami menuju bandara didampingi MUI, GNPF, dan Kepolisian.

11. Mereka masih memunculkan berita-berita di medsos bahwa saya menolak ikrar karena benar anti NKRI.

12. Jamaah tersakiti karena mereka menuduh saya tidak berani pulang karena sudah termakan honor. Saya sampaikan, ini fitnah. Semua honor di Bali sudah saya kembalikan ke panitia.

Kami orang Riau, walau tidak kaya masih tumbuh sebatang dua batang pohon sawit yang menghantarkan kami ke Kairo tahun 1998 saat 1 Dolar Rp. 20.000,- karena ongkos dibebankan ke siswa.

13. Harap diambil tindakan hukum terhadap mereka yang sudah merusak kebhinekaan yang terjaga di Bali selama ini. Hadirnya Raja Bali DR. Ida Cokorde Pemecutan XI dan beberapa tokoh Hindu pada Tabligh Akbar tadi malam membuktikan bahwa para provokator ini tidak mewakili rakyat Bali.

14. Agar kaum muslimin Bali membentuk Aliansi Muslim Bali untuk menjaga internal dan eksternal tetap menjaga kerukunan  dengan saudara Hindu Bali, untuk mengantisipasi para provokator yang dapat merusak kerukunan di masa akan datang.

15. NKRI Harga Mati
الله اكبر

(Hamba Allah yang dhaif, Abdul Somad)