REUNI AKBAR ALUMNI 1989 SMPN 1 SAPE TAHUN 2019 JUMPA KANGEN GENERASI BIRU 1989MERAJUT UKHUWAH, MENYAMBUNG SILATURRAHIM ZELLOVER INDONESIA BEROJENG, BERGEMBIRA & BERAMAL BERSATU DALAM CANDA & TAWA DI UDARA dan DI DARAT

Sabtu, 28 Januari 2012

COPAS : Umar Ali Menyapa Bupati Bima Ferry Zulkarnaen, ST


Kamis, 18 Maret 2010
kritik kepada bupati kab bima ferry zulkarnain. st
UMAR ALI
Kritik Kepada Bupati Kab Bima Ferry Zulkarnaen ST.
Seperti biasa , email saya buka untuk melihat informasi apa saja . Biasanya email saya banyak dikirimi berita berbagai masalah social politik, hukum , ekonomi, lingkungan dll dari banyak teman diberbagai Daerah. Ini kali berbeda, Empat informasi serentak datang dari teman-teman weki kai ndai Dou Mbojo. Semua tulisan masuk bersifat keluhan pada kondisi daerah yang serba amburadul selama kepemimpinan Dae Ferry.
Sangat naïf, jika saya Dou Mbojo tinggal di Jakrta tidak merespon keluh kesah teman – teman , apalagi keluhan itu dikuatkan dengan sejumlah uraian sebagai bentuk kritik yang cukup rasional. Informasi itu semakin menambah catatan buruknya kerja Pemda kita dimata saya. Sebelumnya informasi tentang Dae Ferry tidak mampu memimpin kab Bima sudah sering saya terima.
Kondisi yang membuat saya menerawang. Penerawangan membayangkan Dana Mbojo yang tadinya gunung hijau penuh pohon, air mengalir jernih, persawahan tumbuh subur dan masyarakatnya berabab religious . Kini terbalik bagaikan ethopia, gunung gersang, mata air hilang, sawah banyak mengering dan nilai religiuspun banyak terkikis belum juga ada langkah perbaikan.
Sementara persoalan lain seperti pelayanan public, Pembangunan infrastruktur, pengangguran , pendidikan dan lain – lain masih jauh dari harapan. Belum lagi masalah anggaran, social politik, hukum dan ekonomi. Kiranya Pemda Kab Bima yang dipimpin Dae Ferry memiliki masalah yang tidak tersentuh secara benar. Disinilah penyebab munculnya kesenjangan besar, sehingga lahir kritik luas masyarakat rasional Kab Bima.
Penerawangan saya , dimana jaman sudah berubah banyak. Transportasi udara, darat dan laut sangat lancar memperpendek jarak tempuh , Technologi informasi sudah ada disetiap rumah yang menjamin transparansi serta pola pikir dan gaya hidup masyarakat mulai maju karena belajar dari televisi. Lantas apa yang membuat daerah penuh potensi ini masih ngadad ibarat mesin tua. Padahal, berbagai daerah lain karena berani dan inovatif sudah banyak yang maju secara permanen dan nyata.
Penerawangan saya mulai mengerucut, singkatnya mengarah pada karateristik Dae Ferry sebagai komando. Masih mengiang dikepala, diawal pemerintahan Dae Ferry beberpa Tahun lalu disebuah bulletin NTB saya menulis “ kita semua salah memilih Ferry “. Anekdot dari kecerobohan atau kita memang tertipu oleh kampanye Dae Ferry yang menonjolkan wibawa kerajaan dan kepolosan sehingga terpilih.
Karateristik Kepemimpinan Dae Ferry
Secara Domestik, Dae Ferry berada dalam “ kegiatan benang kusut bisnis dan politik kental “. Masih lekat dimata kita, diawal kekuasaanya Dae Ferry sudah memulai bisnis dengan lihai mengambil alih pengelolaan sarang wallet. Meskipun tender dilakukan, tapi atas jabatannya Dae Ferry melibatkan actor lain dengan slogan andalan “ bermain Cantik “, mengelabui H. Najib.

. “Konsesi bisnis melalui tender “ seperti diatas diprediksi terjadi di semua proyek daerah yang bersumber dari dana APBN dan APBD. Sejumlah besar proyek Pemda dikuasai orang-orang dekat yang nota bene adalah darah biru atau figur lain yang dipasang. Dae Ferry berada dalam posisi sutradara yang berkuasa penuh mengatur semua peran dan jatah proyek kepada para actor.
Dalam politik, Dae ferry cenderung berpolitik untuk memiliki kekuasaan yang lama. Faktor pemicu motif ini karena Dae ferry ‘bukanlah politisi ‘yang menguasai ragam pengetahuan, pemimpin akuntable dan pebisnis atau punya sumber pendapatan lain. Sementara, sebagai keturunan ‘”raja “ memaksa Dae Ferry untuk eksis dalam “tahta raja” dengan hidup mapan. Karena itu, Dae ferry perlu punya banyak uang dan berusaha mempersempit ruang lawan politik potensialnya dari perpolitikan daerah.
Upaya memperlemah lawan politik pernah dilakukan terhadap H. Zainul Arifin mantan Bupati Kab Bima. Dae Ferry pernah mencari kesalahan H. Zainul sebagai rival politik yang ditakuti, dengan membuka data pembelanjaan Pemda non APBN. Namun ini gagal karena tidak terbukti ada penyelewengan atau pelanggaran yang bisa dihukumkan.
Dari gambaran ini, cukup jelas bahwa Dae Ferry diselimuti ambisi yang kuat untuk mengumpulkan banyak finance dan ambisi melanjutkan kekuasaan. Dalam kepemimpinan politik, hal seperti ini bisa dibilang boleh boleh saja, tapi akan menjadi salah ketika langkah yang diambil tidak sesuai tempatnya.
Gaya Politik
Di alam “Demokrasi bebas “ terbuka banyak bagi entitas politik untuk “bergaya” sedemikian rupa. Kemana arah politik yang kita inginkan ada banyak pilihan. Referensi politik atau kepemimpinan politik Nasional dapat diambil seperti, gaya Soekarno , Soeharto sampai dengan SBY. Lebih jauh lagi , Gajah Mada, Sultan Agung atau bahkan Ken Arok.
Belum lagi referansi mitologis simbolis kepemimpinan ( politik ) kisah kisah wayang atau kisah – kisah legenda rakyat yang mengemuka diberbagai daerah misalnya , ‘ruma hawo Ninu ‘ ( Sang Bima ) penyatu para Ncuhi, di Dana Mbojo. Dan sangat penting – referensi kita tentang tokoh tokoh pemimpin agama. Idola kepemimpinan umat islam Nabi Muhammad SAW yang terbaik untuk dicontohi.
Gaya mana yang Dae Ferry ikuti, selama Lima Tahun berjalan , kepemimpinan yang diterapkan cenderung mengarah gaya kepemimpinan ( politik )antara Ken Arok dan Soeharto. Gaya tidak banyak bicara tapi penuh dendam, siapa saja yang tidak setia atau loyal pasti lengser dari posisi. Intervensi dan dokrin terhadap bawahan sampai tingkat Desa menjadi rutinitas kerja Dae ferry. Gaya lain adalah berusaha melemahkan kekuatan “lawan politik” dengan cara mencari – cari kesalahan.
Penerapan Gaya kepemimpinan otoriter seperti ini diakui banyak pejabat pemerintah Daerah Kabupaten Bima. Rasa tidak nyaman dan tertekan secara tidak langsung membuat pejabat teras kehilangan inovatif . Inilah kenyataan yang terjadi di Kab Bima. Hasil pantauan selama ini, saya menemukan banyak staf pemda yang memiliki talenta kreatifitas tinggi. Mereka tidak menjadi aset yang baik karena memang tidak memiliki kesempatan yang luas. Hambatan terhadap proses inovasi ini tersumbat oleh gaya politik puncak pimpinan.
Sehingga tidak sedikit kebijakan sejumlah pembangunan daerah salah penempatan. Selama ini konsep pembangunan masih focus pada basic education. Sejumlah persoalan seperti pendidikan, pemerataan pendidikan, gedung sekolah, kualitas guru dan perpuatakaan sampai sekarang masih menjadi persoalan. Hal ini juga dialami oleh komuditi unggulan kita yang berlimpah seperti bawang merah dan jambu mente yang tidak tersentuh oleh kreatifitas pengembangan, belum lagi kita bicara material sumber bumi.
Dalam roda otonomi, pertimbangan daya saing dan produktivitas perlu ditopang oleh kualitas sumber daya manusia (SDM ). Karena itu, industry pendidikan atau pelatihan harus dikembangkan secara relevan dengan kebutuhan industry dan pasar tenaga kerja. Pendidikan adalah investasi jangka panjang yang mendorong pertumbuhan daerah.
Begitupun dengan pembanguan Infrastuktur dan pengelolaan keuangan daerah harus berimbang antara pos penerimaan dan pos pembelanjaan. Termasuk laporan dana PAD dari mana sumber penerimaan dan kemana saja dibelanjakan harus ada laporan berkala secara transparan.
Gaya kepemimpinan yang kaku, terlalu hati-hati dan bertahan dengan konsep kerja masa lalu ternyata masih berlaku dalam kepemimpinan Dae Ferry. Inovatif dan kreatifitas sebagai pendorong perubahan sama sekali tidak bergerak. Dae Ferry dan pegawai Pemda lebih sibuk dengan tatanan administrative, sibuk berkunjung dari desa ke desa yang semuanya bersifat normative tanpa terobosan berarti. Sementara kita dikejar kebutuhan besar perubahan oleh pemimpin yang punya daya kerja besar.
Transparansi dan aspiratif sudah harus dibuka untuk memberi ruang masyarakat ikut terlibat dalam pengambilan kebijakan public strategis. Sebab, pengelolaan atas kebutuhan daerah menuju perubahan “ bukanlah kewenangan dan otoritas” Bupati dan jajaran pemda semata. Tetapi peran serta masyarakat menjadi penting sebagai tonggak pembangunan daerah. Karena itu, Dae Ferry perlu pahami substansi filosofi daerah bahwa maju – mundurnya suatu daerah akan tetap menjadi tanggungjawab bersama masyarakat itu sendiri.
Tugas atau amanat yang diberikan masyarakat Lima Tahun lalu terhadap Dae Ferry sehingga terpilih adalah kepercayaan yang semestinya dijawab oleh langkah pembangunan dan perubahan bersama elemen masyarakat, yang menjamin terwujudnya kesejahteraan atau menyentuh hak-hak kewarganegaraan yang lebih baik. Sangat salah jika Dae Ferry hanya bekerja dalam pemikiran sempit tanpa ada karya perbaikan yang signifikan.
Sekarang masyarakat sudah pintar menilai mana yang benar dan salah, yang nyata dan fiktif , rekayasa atau apa adanya, semua itu tetap dicermati. Apalagi di Bima tertumpuk sarjana menganggur yang komunikatif dan cerdas mengeritik. Untuk itulah, Dae Ferry jangan lagi menerapkan kepemimpinan politik “ kelas salon “ yang suka berdandan agar meraih simpati massa dengan cara banyak berkunjung.
Yang lebih penting lagi, kami tidak mau kepemimpinan Dae Ferry cenderung memanfaatkan jabatan untuk melakukan kampanye permanen hanya karena ingin mempertahankan kekuasaan politik. Hal ini tidak saja merugikan pribadi Dae Ferry sebagai puncak Pimpinan Kab Bima yang gagal, tetapi dampaknya merugikan daerah dan masyarakat secara menyeluruh lebih menyakitkan.
Sekarang, waktunya kita buka mata. Kompleksitas sejumlah tuntutan kebutuhan masyarakat harus diperbaiki bertahap. Kajian prioritas pembangunan yang disesuaikan dengan potensi dan kondisi daerah perlu dipercepat jika tidak ingin tertinggal oleh daerah lain. Oleh karena itu, terkait pemilukada Kab Bima nanti, masyarakat supaya lebih berhati-hati untuk tidak lagi membuat kesalahan kedua kali dalam memilih pemimpin. *****( tulisan ini hanya respon positif sebagai dou mbojo, tidak terkait apapun dengan Pemilukada Kab Bima nanti ).

Kamis, 26 Januari 2012

KESAKSIAN "Detik-Detik Pengrusakan & Pembakaran Pemda BIMA"



Curhat ala Abunawas : KISAH SEDIH KAMIS KELABU PENGRUSAKAN KANTOR BUPATI BIMA

 
 
 
 
 
 
Rate This
Ditulis oleh Arief Rachman
Tidak sedikitpun terlintas dalam pikiran saya, aksi demonstrasi masyarakat anti tambang hari ini (26/01) berakhir anarkis membakar seluruh fasilitas kantor Bupati Bima.
”saya yakin tidak akan ada aksi anarkis, apalagi sampai membakar kantor pemerintah”, Apalagi pukul 09.20 wita saya mengontak Drs. M. Jacub yang kebetulan berdomisili di Desa Lanta Lambu, yang mengatakan aksi ini adalah aksi damai.
Yacub menceritakan, masyarakat yang datang berdemo menggunakan motor kurang lebih tujuh puluan kendaraan motor roda dua. meski, Dia tidak berani merinci secara pasti. Hanya dia menambahkan, kosentrasi massa diberangkatkan di lapangan Desa Rato Kecamatan Lambu. Dan, dia menyakinkan bahwa saat iring-iringan sepeda motor sebelum berkumpul di lapangan Rato mengajak untuk melakukan aksi damai.
Makanya, saya menyakinkan diri dan beberapa rekan yang masih ada di ruangan bahwa tidak usah kuatir, tidak mungkin ada aksi anarkis hingga membakar kantor.
Rekan saya, Yan Suryadin, juga berpendapat sama. ”Iyalah, gak beranilah kalee sampai merusak apalagi membakar. Lha, ada brikade polisi kok. Kalau sampai mereka anarkis sama saja mereka menodai aksi mereka”. Komentarnya menyakinkan
Pukul 09.45, terlihat dari arah timur rombongan pertama sampai, kurang lebih hanya puluhan motor. Dan, diwaktu yang sama, Sunardi rekan saya juga, kebetulan berada dalam ruangan Humas mendapat telpon dari temannya, kalau saat ini kalau iringan rombongan kedua pendemo telah sampai di stasiun Kumbe Kota Bima yang berjarak 5 KM dari Kantor Pemkab Bima.
”ah, kita sebaiknya pulang saja bang”, ajak Sunardi, meski dia juga tidak mau berandai-andai kalau terjadi anarkis.
Pukul 10.00 wita, saya memutuskan untuk melihat situasi pendemo. Sempat beberapa menit berkumpul disebelah gedung Paruga Parenta melihat orasi dari pendemo. Melihat suasana aksi, saya beralibi kalau aksi ini akan ditunggangi oleh provokator.
”saya kira salah satu pendemo yang memakai baju kuning dan kacamata adalah provokator”, seloroh saya pada rekan yang berdiri disamping. Meski, saya tidak bisa memastikan siapa orangnya, karena jarak pandang yang terbatas. Tapi, saya bisa melihat gelagatnya yang mengepal-ngepalkan tangannya pada kami semua yang ada.
Pukul 10.15 saya kembali ke ruangan, dengan maksud melanjutkan pekerjaan. Waktu yang sama saya pastikan pada istri saya dirumah yang kuatir yang sudah mendengar akan ada demo dari adik yang telah menceritakan padanya. Sialnya, battere hp saya drop. Ah, keruangan Bupati saja, rencananya mau pinjam telp. Saya masuk keruangan bupati bertemu dengan Yusuf salah seorang penjaga yang bertugas diruangan Bupati Bima. Ucup pun berkata, udahlah mas kita stand by disini saja tidak akan ada apa-apa, sambil dia mengunci ruangan Bupati. Mungkin, saat itu adalah terakhir saya menginjakkan ruang Bupati yang kini tinggal puing-puing.
Perasaan saya tidak enak, saya tidak jadi telp diruangan Bupati. Saya katakan sama Ucup, Ucup aku balik keruangan sajalah. Nah, karena saya mau balik, Ucup membuka lagi ruangan bupatiyang tadi dikunci dengan maksud biar saya dan dia saja yang ada diruangan Bupati.
Pukul 10.43, saya sms istri saya menggunakan koneksi internet gmail yang menyediakan konten sms, saya katakan, ” ayank, battere papi habis, gak ada orang demo kok cuman seutil, jadi aman-aman saja”. Pukul 10.54 wita, saya mengirimkan sms kedua yang isinya, ” papi mau diwawancara Bima TV seputar aktivitas PNS dengan adanya demo”.
Saya kembali menanyakan pada rekan kerja Yan Suryadin dan Sunardin. Kami bertiga masih ada diruangan, karena memang ditugaskan untuk menjaga ruangan. Sementara, rekan humas dan protokol yang lain telah berangkat ke bandara untuk menjemput rombongan Komisi II DPR RI. Dan, seharusnya, saya juga ikut meliput kegiatan itu. Kalau saya jadi ikut, mungkin motor saya yang biasa tiap harinya terparkir pas dibelakang kantor KPU akan ikut terbakar. Tetapi, Nasib berkata lain, pukul 09.00 saat itu, seperti biasa saya ke masjid melaksanakan sholat Sunnat Duha, dan rombongan mobil Humas sudah berangkat meninggalkan saya.
Kembali kesituasi kami bertiga yang masih berada diruangan Humas. Saya bertanya lagi, Gimana nih, apa kita pulang saja, atau menunggu diluar ruangan saja?.
Udahlah kita keluar saja, kata Yan. Nah, senada dengan Sunardin pulang ajalah katanya.
Mungkin, inilah saat-saat terakhir kami melihat ruangan, tumbennya saya rajin mengunci semua jendela. Biasanya, saya malas dan cuek saja. Dan, tidak pernah mengunci jendela. Nah, saat itu, dari jendela ujung utara sampai selatan saya kunci satu-satu. Malah Yan sempat berkelakar, ”mas umbu bawa saja dua bingkai fotonya sayang kalau ditinggalkan”.
Akhirnya, Yan yang memegang kunci menutup ruangan. Tepat Pukul 11.00, saya masih sempat melihat masa dari arah barat berdatangan dengan satu buah mobil. Selang 30 menit masa dari arah timur juga bergabung. Terlihat, ada tiga buah mobil dengan masing-masing orator.
Pukul 12.05 azan Dhuhur dikumandangkan, pendemo hanya diam saat azan saja. Setelah azan selesai dikumandangkan orasi mereka dilanjutkan.
Pukul 12.20 saya memutuskan untuk meninggalkan kantor pemda. Meski, situasi saat itu masih bisa terkendali. Setelah berputar-putar keliling, saya memutuskan untuk masuk ke Kantor Walikota Bima yang letaknya bersebelahan dengan kantor Bupati Bima. Rupanya, disana saya bertemu dengan rekan PNS lain yang juga ingin menyaksikan demo. Sempat saya, ingatkan kesalah satu staf bagian umum Rudi agar mobil pemadam kebakaran yang saat ini diparkir di areal timur dipindahkan.
Pukul 13:18, saya posting di grup BBM Humas pemkab Bima, mari kita membaca alfatiha agar kantor kita terhindar dari anarkisme. Pukul 13:19, Massa mulai sedikit panas, berteriak, pagar timur sudah mulai jebol. Pukul 13:22, massa ada yang memasukan batu dihalaman upacara Pemkab dan papan kayu dibagian timur roboh. Pukul 13:24, Massa udah mulai melempar pos jaga di pintu masuk timur. Pukul 13:25, Massa mengusir dan melempari wartawan dan penonton demo yang mencoba mengambil gambar lewat Hp ataupun kamera video. Pukul 13:27, saya posting lagi kalau bisa selamatkan mobil pemadam kebakaran yang masih terparkir dihalaman timur pemkab. Pukul 13:32. tampak pegawai pemkot juga terlihat siaga. Pukul 13.45, saya posting lagi di grup, ” sebelum terjadi anarkis, ada yang saranin untuk membuka dialog dengan perwakilan pendemo”. Pukul13:46, massa sudah mulai melemparkan batu ke halaman Pemkab Bima, meski orator berkali-kali mengatakan jangan anarkis. Pukul 13:47, mobil 3 buah pemadam dipindahkan kehalaman kantor walikota. Pukul 13:56, Massa udah menyerbu kantor. Pukul 14:03, terlihat asap mengepul dikantor Bupati.

Arief Rachman
Pemerintah Kabupaten Bima
Humas dan Protokol Setda Bima

Rabu, 25 Januari 2012

SYARAT MENDAPATKAN NUPTK


NUPTK sangat penting bagi PTK (pendidik dan tenaga kependidikan) karena NUPTK menunjukkan terdatanya seorang PTK secara nasional. Manfaatnya, dapat mengikuti/menerima program-program pemberdayaan, pemberian kesejahteraan dan peningkatan kompetensi, kualifikasi, serta peningkatan profesionalisme (sertifikasi) yang diberikan oleh pemerintah pusat melalui Ditjen Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan Depdiknas Jakarta.

Persyaratan Mendapatkan NUPTK
Persyaratan standar minimal tentang PTK yang bisa dijaring baik pendidikan Formal maupun Non Formal untuk mendapatkan NUPTK

Persyaratan umum:
  1. WNI dan WNA yang sudah naturisasi
  2. Menjadi Pendidik (melakukan tatap muka di depan kelas) dan Tenaga Kependidikan (menunjang proses pendidikan) baik pada     pendidikan formal maupun non formal, PNS maupun non PNS dan baik dibawah binaan Kemendiknas maupun Kemenag.


Persyaratan Khusus :
a. PTK Pendidikan Formal
  1. Untuk PNS/CPNS yang dibuktikan dengan bukti SK Penetapan sebagai Guru/Pendidik untuk segera dilakukan proses pendataan berdasarkan bukti fisik pendukung.
  2. Untuk Non PNS pendataan usulan baru dilakukan  maksimal 2 (dua) kali dalam setahun (pada bulan Juni dan Desember menjelang awal semester) dengan syarat : Minimal telah memiliki masa kerja 2 tahun yang dibuktikan dengan SK Penugasan dari lembaga yang berwenang. 

b. PTK Non Formal
Segera melakukan pendataan PTK-PNF berdasarkan bukti fisik pendukung. Pengusulan NUPTK bagi PTK-PNF dengan syarat :
  1. Sampai akhir tahun 2010 semua PTK PNF segera dimasukkan ke dalam database SIM NUPTK-PNF untuk diproses generate NUPTK.
  2. Mulai tahun 2011, PTK-PNF yang diusulkan masuk database SIMNUPTK PNF minimal memiliki masa kerja 2 tahun (TMT minimal bulan Juli tahun 2009).
  3. Lembaga/instansinya terdaftar di dinas pendidikan setempat

Sumber:  http://pmptk.kemdiknas.go.id/

Bagi yang belum pernah mengisi instrumen PTK atau data PTK belum lengkap:
  1. Ambil format instrumen individu data PTK di sekolah atau di Dinas Pendidikan Kab./Kota bagian Ketenagaan Sekretariat Pendaftaran. Atau, dapat diunduh di sini (lihat di bagian akhiur tulisan).
  2. Isi dengan benar dan selengkap-lengkapnya sesuai petunjuk! NUPTK bisa keluar tergantung dari kelengkapan dan keabsahan instrumen.
  3. Kumpulkan ke TU sekolah/Kepala Sekolah atau langsung kirim ke Dinas Pendidikan Kab./Kota untuk dientri.
  4. Dikirim ke LPMP (oleh Dinas Pendidikan Kab/Kota)  dan akan dikirim ke Ditjen PMPTK Jakarta untuk dikeluarkan NUPTK-nya.


Berikut formulir isian PTK (usul NUPTK) untuk diunduh