REUNI AKBAR ALUMNI 1989 SMPN 1 SAPE TAHUN 2019 JUMPA KANGEN GENERASI BIRU 1989MERAJUT UKHUWAH, MENYAMBUNG SILATURRAHIM ZELLOVER INDONESIA BEROJENG, BERGEMBIRA & BERAMAL BERSATU DALAM CANDA & TAWA DI UDARA dan DI DARAT

Minggu, 08 Mei 2011

CERBER BI : BUKTI CINTA PUTERA & PUTERI SANG BIMA 12

  • Memory Bulan Januari 2011 : Sejuta Kenangan Segenggam Harapan !

  • Wa'i Mbozo
    Aslmalkm apa kbr bima dan ku hrpkn lbh baik dr thn lalu, sbnrx ku gk tau tentang politik pi ku cb sdkt sj , dan bg ku kt hrs krj sm utk membangun <dou lbo dana > bkn t,gantung kpd atasanx atau org2 t,tentu jd di thn buat generasi muda hrs samangat utk masa depan b,sama dan mf bla kt2 slh.


  • Ibnu Abbas
    melihat banyaknya jumlah kampus di bima dan animo masyarakat Bima mengkuliahkan anaknya maka sangat wajar kalau masyarakat Bima diberi penghargaan atas upayanya untuk mengamalkan UUD 1945 yakni sebagaimana termaktub dalam mukaddimah 'mencerdaskan kehidupan berbangsa'

  • Nurwahidah Saleh
    dulu aku kalo pulang ke Bima suka bingung bawain oleh2 buat teman2, sebenarnya olehnya banyak : kita punya madu, kita punya pangaha bunga, kita punya bi rua (pangaha asli bima yang dioven),trakeli,pangaha sinci, kita punya tembe nggoli, kite punya jago fareketa,ro'o sambi, uta maju, aneka uta karamba dr uta kare, karamba mene,tarasuku, dll semuanya lengkap tapi kita kurang kreatif, harusnya ada pusat oleh2 bima yang memadai, mungkin sdh ada tinggal diperbanyak dan kreatif,inovatif dlm pengemasan, selama ini sich aku slalu paking sendiri sehingga menarik dan terkesan mahal, kata bos ku kangkung di warteg sm di hotel kan sama2 judulnya kangkung tp tergantung penataaanya/penyajiannya jd oleh2 bimapun jangan kalah dengan oleh2 dr kota lainnya


    • Ilham Abdul Rasul Se
      untuk semua inisiator yang membuat grup bima institute:
      saran dari bung Mudda bima untuk membuat wadah supaya setiap ide yang teman2 tuangkan dalam grup bisa lebih terarah, fokus dan secara fisik bisa didokumentasikan entah nanti menjadi buku, atau apa saja.. usul itu saya pikir sangat cemerlang dan mhn kiranya dipikirkan langkah untuk tindak lanjut.. tks.. wassalam


    • Solihien Cityzen
      Sukses itu hak smua orang, problemx adalah, apakah anda hanya menginginkanx ?


      • Mudda Bima
        Respon untuk Ncuhi Dewa:

        thats right, bro! betul sekali, poda romo cinae.... Kita tahu, dou mbojo adalah tipe pekerja keras. Ina ro ama ndai, ompu ro wa'i ndai bahkan mencari hidup di celah tanah dan batu (Oma/berladang). Lalu watak atau sifat atau kebiasaan kerja keras mengalir dalam darah Ndai, ana ro ompuna. ini artinya ama ro ompu ndai hidup dari kerja nyata. Oke, Benar! Lalu, pertanyaannya adalah; kenapa dalam tesis/pendapat umum menilai kita belum maksimal melaksanakan pembangunan dou labo dana (baca: masyarakat)? Malas! Juga bukan kan?

        Kalau pendapat ndaiku ke. Ternyata membangun dou labo dana tak sama dengan melaksanakan keinginan atau impian atau cita-cita personal-individual. Keinginan personal bisa kita laksanakan secara personal, dengan daya upaya personal, kontrol secara personal, dan bertanggung jawab secara personal pula. Nah! dou labo dana ternyata hajatan antar personal, kepentingan massa rakyat, keinginan orang banyak, mimpi bersama.

        Hepotesa/Kombisi: Jangan2 pembangunan dou labo dana selama ini ibrat satu barisan gerak jalan, dimana setiap orang dlm barisan sudah compang-camping; langnkahnya tak terarah, gerak tangan tak teratur, posisi barisan sudah berantakan, bahkan arah dan langkah berbeda; ada yg ke kiri, ada yg ke kanan, ada yg maju dan ada yg mundur. Apa sebab? Tak ada tujuan yg jelas, tak ada kesamaan harapan, tak ada instrumen yg memadu-padankan suara berlainan menjadi satu irama yg harmonis.

        Maka, bicara/mafaka melalui dialog yg apresiatif adalah satu2nya cara untuk mendengarkan setiap denyut keinginan, setiap getar2 impian antara personal, antar golongan, antar kepentingan. Sehingga watak kerja keras tersebut menemukan iramanya.

        Jadi, kenapa harus takut. kenapa harus pesimis dengan bicara? sebab"Kata-kata tak akan membunuh kita". komunikasi yg baiklah yg dapat menjadi matahiri harapan dou labo dana.

        Semoga bermanfaat,

        Jabat Erat & salam kenal

        Mudda Bima


      • Zuraid Sape Bima
        NDEMPA "Menguak Tradisi Lokal Mbojo" (sumber "Sentir's world)

        Sebagaimana masyarakat agraris lainnya, masyarakat Belo Selatan, Kabupaten Bima memiliki ritual pasca panen. Bedanya ritual bernama Ndempa ini bukan pesta dengan berbagai makanan, nyanyian atau tarian. Ndempa adalah prosesi dimana para lelaki baik anak – anak, pemuda, atau orang tua merlakukan perkelahian fisik tangan kosong di sawah yang selesai dipanen

        Ndempa biasanya dimulai pada pukul tiga sore dengan perkelahian anak – anak. Dari sisi yang berbeda, dua kelompok anak berlari kencang menuju tengah arena. Mereka saling bertabrakan, memukul, meninju dan menendang serta menindih. Setelah beberapa waktu, akan terbentuk tumpukan manusia di tengah lapangan. Ketika mereka sudah kehabisan tenaga, dua kelompok laki – laki yang lebih dewasa berlarian ke tengah arena dan saling menyerang. Perkelahian terjadi sambung menyambung antara kelompok usia dari yang paling muda hingga paling dewasa, dan baru berakhir ketika adzan magrib berkumandang

        Yang menarik adalah klaim masyarakat bahwa Ndempa merupakan mekanisme lokal guna menyelesaikan konflik antar warga. Menurut mereka, masalah sehari – hari termasuk berebut pacar akan berakhir seiring selesainya Ndempa. Kuncinya pada semangat untuk melokalisir pelampiasan kemarahan dan penyelesaian masalah dalam ritual Ndempa saja, jangan berhenti bertarung sebelum permusuhan hilang, jangan simpan dendam setelah pertarungan usai. Biasanya setelah berkelahi para ’petarung’ bersalaman dan berpelukan secara sportif serta melupakan masalah di masa lalu

        Sumber

        Pela Newsletter, Pusat Studi Keamanan dan Perdamaian Vol I no 2 Dec 2002


      • Ibnu Abbas
        pendidikan itu bkn ditentukan oleh angka namun hati itulah penggalan dialog yg aku petik dari film laskar pelangi, guru dan orang tua siswa memelihara sekolah yg hampir roboh, aku jadi kebayang dengan ide pemerintah yakni Manajemen Berbasis sekolah, tapi bagaimana nasib 'MBS' sekarang ya? apa masih pada niat awalnya?

      • Wa'i Mbozo
        Aslmalkm buatnx dan mksh bnyk krn menambahkn sy di grup ini dan sy sbgai org bima sangat bangga dgn ada niat merubah bima menjadi the best smg akan t,laksana.


        • Ncuhi Dewa
          Saat ini semua orang berbicara tentang bagaimana mengubah Bima, tapi hasil dari dari pembicaraan itu tidak pernah ada realisasix dilapangan. untuk semua kawan2 jangan cuman memperbanyak teori. teori udah tidak laku lagi di Bima saat sekarang ini, yang generasi bima tunggu sekarang adalah sebuah bukti konkrit di lapangan dan sekaligus mengajak mereka semua untuk bangkit bersama dalam merubah dana mbojo. hal inilah yang sekarang dinanti-nantikan oleh oleh mereka semua.....


        • Ilham Abdul Rasul Se
          wacana pengembanga daerah:
          waktu kabupaten bima belum dimekarkan menjadi 2 wilayah teritorial.. APBD kabupaten bima sebesar 540 Milyard. setelah dimekarkan menjadi 2 APBD kabupaten sudah naik diatas 600 M ditambah APBD kota bima kurang lebih menghampiri angka 400 M.. kalau dijumlah2 uang pemerintah daerah daerah sudah diatas 1 Triliun.. kalo masing2 kabupaten dan kota menyisihkan anggaran masing 10% dari APBD dan membuat holding company untuk pengembangan hasil produksi petani maka perusahaan itu akan memiliki modal sekitar 100 Milyard, lagi2 itu menjadi sumber baru bagi pemda untuk peningkatan sektor penerimaan daerah dari sektor deviden


        • Mudda Bima
          Sarange wacana:

          Menyenangkan sekali mencermati dinamika yg berlangsung melalui ruang maya ini. Berbagai gagasan brilian bermunculan bak "wotu jago dei untu". Kejernihan pemikiran kaum muda bima bagai mata air "Mada Pangga". Ada niat baik untuk memperbaiki nasib dou labo dana. Niat baik sebgai syarat mutlak untuk memunculkan kebaikan2 berikutnya.

          Saya melihat sebagian anak2 muda bima tersebar di berbagai daerah, bekerja di sana, berjuang dan bertahan hidup di sana, mengeksplorasi dan mengekspresikan segala ilmu dan kemampuan di sana. Ada Bung Zuraed di sana, Ada Bung Ilham disana, dll.

          Saya sendiri tinggal di Bali, datang utk menuntut ilmu, terlibat dlm dinamika gerakan mahasiswa, terseret dalam kelompok Pers Mahasiswa, lalu malang melintang di dunia Non Government Organization (NGO)/LSM. Di Bali saat ini saya mendirikan sebuah lembaga yang bekerja mendampingi berbagai program pemerintah maupun "Tuan Donor Asing". Pendek kata sy hanya menjadi pemain bayaran.

          Konon, kata mereka, pendekatan yg kami lakukan yg berbasis Appreciative Inquiry, berbeda dgn pendekatan problem solving, telah memberikan hasil yg bermanfaat bagi masyarakat yg kami dampingi. Kami telah bekerja hampir seluruh daerah dari aceh - papua. Pun begitu, setiap hasil yg sy dapat sy merasa kurang nikmat, sebab belum ada yg sy kontribusikan pd dou labo dana.

          Saat yg bersamaan saya sadar, dana telah melepaskan dou belasan thn silam utk menuntut ilmu di tanah rantau. Tentu dgn harapn akan kembali memperbaiki dana ro rasa.

          Kita adalah anak2 sang Bima yg tersebar. Kondisinya hampir sama dgn anak2 muda terbaik Indonesia yg bekerja (baca: dimanfaatkan) oleh negara lain karena tidak mendapat apresiasi yg baik dari pemerintahnya sendiri. Talenta, pemikiran yg baik, ilmu yg berguna selalu saja ingin digagahi (baca: diperkosa) oleh kepentingan politik golongan, ketimbang kemaslahatan hidup orang banyak/ massa rakyat. Kita tahu, madu intelektulitas berubah jadi racun tatkala ia diletakan dalam ketiak busuk kekuasaan. ia akan menjadi racun yang membunuh dou (baca: rakyat) sendiri. Intelektualitas berubah menjadi mesin-mesin atau stempel penguasa untuk menipu dou.
          ....nymbung di bawah...


        • Ilham Abdul Rasul Se
          Sekelumit Sejarah dan secuil harapan:

          semua daerah di indonesia punya cara dan metode masing2 untuk meluapkan kegembiraan mereka atas hasil panen yang mereka peroleh, padanan istilahnya yang lazim digunakan adalah pesta panen.. di bima di sebuah desa tempat saya dilahirkan yakni desa ngali masyarakatnya merayakan pesta panen dengan cara berkelahi rame2 (ndempa ndiha).. tradisi ini cukup baik walaupun masyarakat disana itu suka bawa senjata tajam sekarang malah senjata api mulai dari yang berumur belasan sampai 70an tahun keatas tanpa diingatkan atau bahkan tanpa wasitpun semua mereka menyadari bahwa ndempa diha hanyalah ruang bagi luapan rasa senang dan bahagia kendati pada saat ndempadiha itupun seseorang sangat tersiksa (mbaki) bahkan terluka (ncuwu) tapi kesadaran bahwa hal itu hanya tradisi dimana orang tidak perlu dendam atau bahkan marah dan yang aneh dari tradisi itu adalah tidak pernah ada lawan ndempa yang sifatnya permanent alias abadi semuanya tergantung arah angin saja.. klo arena ndempa ndiha pas diujung utara atau selatan yah kampung timur dan barat yang baku ambil (kampo ese kampo awa) atau kampo do kampo da) biasanya arena dibuka saat jam 2 mau masuk jam 3 sore dimulai sama anak2 berumur 5 tahun sampai pada orang tua yang berumur 70an tahun keatas.. arena itupun tertutup secara alamiah ketika masuk waktu magrib, satu keanehan lagi setelah bubar yang tadinya baku pukul, baku hantam dst beriringan tangan sama2 menuju rumah masing2 sambil canda ria saling ejek menceritakan kembali yg terjadi ketika ndempa diha tadi berlangsung.. sungguh suasana akan sangat damai jika filosofi ndempa ndiha juga digunakan pada saat momentum pergantian kepemimpinan di kabupaten bima atau suksesi kepemimpinan tingkatan mahasiswa atau momentum politik apapun oleh seluruh masyarakat bima..

        • Khusnul Hatimah
          Samanga delalo mpae...... Hehe......



          Bima Institute Januari 2011

        Tidak ada komentar: